Recent Posts

Sabtu, 03 Maret 2012

Benarkah Wanita Dilahirkan Untuk Jadi Pemarah?


Sebagian pria mungkin bertanya, mengapa wanita sangat mudah marah dan tersinggung karena hal-hal yang dianggap remeh. Temuan terbaru menjelaskan mengapa wanita cenderung lebih pemarah, rentan terkena depresi serta cepat mengalami perubahan suasana hati.
Studi menemukan, satu dari empat wanita dirawat karena depresi dibandingkan satu dari 10 pria. Selain oleh faktor sosial, penelitian ilmuwan Institut Karolinska Swedia menemukan perbedaan cara dan proses ‘hormon bahagia’ serotonin bekerja di antara dua gender ini.
Hormon serotonin memengaruhi perasaan bahagia, kepuasan, mengurangi nafsu makan dan memperbaiki kualitas tidur. Rendahnya tingkat serotonin dihubungkan dengan depresi.  Dari hasil pindai otak pria dan wanita, ditemukan reseptor otak wanita berbeda dengan pria. Sel reseptor di otak pria lebih cepat merespon aliran hormon bahagia dan aliran nutrisi ketimbang wanita.
Studi lain ilmuwan di University of Montreal juga menemukan bahwa hormon serotonin pada otak pria 52 persen lebih banyak dari pada wanita. Alasannya, adanya perbedaan dalam hormon seks pada pria dan wanita. Hormon seks estrogen dan testosteron telah lama dikenal untuk mempengaruhi perilaku, demikian hasil studi menurut laporan Komunitas Neuroendokrinologi.
Tingkat estrogen lebih berfluktuasi pada wanita. Dr Andrei Novac, profesor klinis psikiatri di University of California Irvine School of Medicine menyatakan, hormon estrogen merangsang reseptor di otak.
“Saat hormon berfluktuasi, sensitivitas serotonin otak berubah. Sehingga, saat estrogen rendah, wanita merasa tidak bahagia,” ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail. Beberapa faktor penyebab estrogen rendah adalah sebelum menstruasi (PMS), setelah melahirkan dan menopause. Dia menambahkan, hal ini diperparah dengan kejadian yang membuat tertekan serta adanya trauma. Ahli menyarankan, sarapan sereal difortifikasi dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kesehatan mental yang lebih baik.
Sebuah studi dari Cardiff University menunjukkan bahwa makan sereal mengurangi jumlah hormon stres kortisol dalam air liur. Sereal merupakan sumber yang kaya vitamin B yang penting bagi sel untuk melepaskan energi. Selain itu, asupan protein, seperti keju, susu dan daging yang tinggi di asam amino triptofan, untuk memproduksi serotonin, juga dapat membantu menguranngi stres.

0 komentar:

Posting Komentar