Antara Shalat Syariat & Shalat Thariqah
Nasihat Spiritual
Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Sholat Syari’ah, anda sudah tahu ayat:
“Peliharalah sholat-sholat…” (Al-Baqoroh: 238)
yang disana tentu ada rukun-rukun sholat secara lahiriyah dengan
gerakan-gerakan jasmani, seperti berdiri, ruku’, sujud, duduk, suara dan
lafadz yang diucapkan. Semua itu masuk dalam ayat, “Peliharalah….”
Sedangkan Sholat Thoriqoh, adalah sholatnya qalbu, yaitu sholat yang diabadikan. Dalam ayat itu berlanjut : “Dan sholat yang di tengah..”
atau disebut sebagai Sholat Wustho, yaitu sholatnya qalbu, karena qalbu
itu diciptakan posisinya di tengah, antara kanan dan kiri, antara bawah
dan atas, antara bahagia dan sengsara, sebagaimana sabda Nabi Saw, : “Qalbu
berada diantara dua Jemari dari Jemari-jemari Ar-Rahman, dimana Allah
membolak-balikkannya semauNya…” (Hr. Muslim, dan juga dikutip oleh
Al-Ghazali dalam Al-Ihya’).
Yang dimaksud dengan Dua Jemari adalah dua sifatNya, Al-Qahr (Yang
Maha Memaksa) dan Al-Luthf (Yang Maha Lembut), sebab Allah Maha Suci
dari Jemari-jemari. Maka menjadi jelas maksud ayat tersebut adalah
Sholat Qalbu. Apabila Sholat Qalbu rusak, maka Sholatnya pun rusak
termasuk sholat jasmaninya, sebagaimana hadits Nabi Saw, “Tidak ada sholat melainkan dengan hati yang hadir di hadapan Allah.”
Orang yang sholat bermunajat kepada Tuhannya, dan tempat munajat
itu qalbu (hati). Jika hatinya alpa, maka rusak pula sholatnya. Hati
adalah pokoknya, yang lain hanyalah pengikutnya, sebagaimana dalam
hadits Nabi Saw. “ Ingatlah! Sesungguhnya dalam jasad itu ada
segumpal daging, apabila ia bagus maka bagus pula seluruh jasadnya, dan
jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah, daging itu
adalah qalbu…” (Hr. Bukhori).
Sholat syariat itu ada waktunya, setiap hari dan malam, lima kali.
Disunnahkan berjama’ah di masjid dan harus menghadap Ka’bah, mengikuti
iman, tanpa ada sikap pamer dan popularitas.
Sedangkan Sholat Thoriqoh itu adalah Dzikrullah sepanjang hidup.
Masjidnya adalah qalbunya. Jama’ahnya adalah perkumpulan
kekuatan-kekuatan batin, untuk sibuk terus menerus mengingat Nama-nama
Allah dan mentauhidkan Allah dengan lisan batin. Imamnya adalah rasa
rindu dalam spirit qalbu (Fuad). Dan kibaltnya adalah Al-Hadrah
al-Ahadiyah (Manunggal hamba-Allah dalam KeesaanNya) dan Keindahan
ShomadiyahNya, itulah kiblat Hakikat.
Qalbu dan Ruh sibuk dengan sholat Thariqat ini sepanjang zaman.
Karena Qalbu tidak mati dan tidak tidur. Ia sibuk dalam tidur dan jaga
dengan kehidupan qalbu, tanpa suara, tanpa berdiri dan tanpa duduk.
Itulah yang disebut oleh Allah swt:“Hanya kepadaMu kami menyembah dan
hanya kepadaMu kami memohon pertolongan…” (Al-Fatihah, 5)
Dalam Tafsir Al-Baidhowi, Anwarut Tanzil wa Asdrorut Ta’wil, beliau
mengatakan, “Dalam ayat tersebut ada isyarat bagi orang yang ma’rifat
kepada Allah, dan transformasinya dari kondisi dimana ia tidak hadir
jiwanya menjadi hadir di hadapan Allah Ta’ala. Maka ia berhak
mendapatkan tugas ini, sebagaimana sabda Rasululllah saw: “Para Nabi dan
para wali senantiasa sholat dalam kuburnya sebagaimana mereka sholat di
rumah-rumah mereka.”Maksudnya mereka terus sibuk bersama Allah dan
munajat bagi kehidupan qalbunya. Bila Sholat Syariat dan Sholat Thoriqoh
telah berpadu, lahir dan batin, maka sempurnalah sholatnya, dan meraih
pahala yang agung dalam taqarrub dengan alam ruhaninya. Dan dia juga
meraih derajat jasmaniyah, lalu si hamba menjadi seorang ‘abid secara
dzohir, dan ‘arif secara batin.Jika seseorang tidak berhasil sholat
Thoriqoh dengan hati yang hidup, maka ia tergolong tidak sempurna, dan
pahalanya tidak sampai pada derajat taqarrub kepada Allah Ta’ala.
Jihad Terbesar -Nasihat Spiritual Asy-Syyaikh Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Allah Azza wa-Jalla Ta’ala telah memberi penjelasan tentang dua Perjuangan : Perjuangan Dzahir dan Perjuangan Batin.
Jihad Batin adalah perjuangan melawan hawa nafsu,
watak nalurinya, setan serta taubat dari kemaksiatan, dosa-dosa, dan
meninggalkan hal-hal yang menyenangkan yang diharamkan. Sedangkan Jihad
Lahir adalah Jihad melawan orang-orang kafir yang kontra terhadap Allah
dan RasulNya, melalui senjata dan berperang.
Jihad Batin itu lebih sulit dibanding Jihad Lahir,
karena Jihad Batin itu dilakukan terus menerus dan menjadi keharusan.
Bagaimana tidak lebih sulit? Sebab Jihad Batin berarti memutuskan segala
kecenderungan nafsu yang dilarang, menjauhinya, dan menjalankan seluruh
perintah Allah serta menjauhi laranganNya.
Siapa pun yang bisa meraih perjuangan lahir batin
berarti ia mendapatkan kemenangan dunia dan akhirat. Luka-luka yang
menimpa jasad syuhada’, seperti luka ditangan anda, tak berasa.
Sedangkan mati di tangan Mujahid yang melawan nafsunya, yang bertobat
dari dosanya, seperti minuman dingin di mata orang yang haus dahaga.
Wahai kaum Sufi, tak ada yang membebanimu, kecuali
Allah akan memberikanmu sesuatu yang lebih baik dibanding bebanmu.
Setiap saat mestinya punya makna khusus di hatimu untuk Allah, baik
berkait dengan perintah maupun laranganNya. Berbeda dengan kebanyakan
makhluk dan orang-orang munafik yang menjadi musuh-musuh Allah Azza
wa-Jalla, karena kebodohan dirinya terhadap kebenaran dan sikap
bermusuhannya terhadap Allah Ta’ala, mereka masuk ke neraka.
Bagaimana mereka tidak masuk neraka? Sedangkan mereka
di dunia kontra terhadap Allah Ta’ala, mengikuti keselarasan nafsunya,
egonya, tradisinya, setan-setannya, mendahulukan kepentingan dunianya
dibanding akhiratnya.
Bagaimana tidak masuk neraka? Mereka telah
mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, tidak beriman, tidak mengamalkan
perintahNya dan tidak menjauhi laranganNya.Wahai kaumku, berimanlah
dengan Qur’an ini, amalkan dan ikhlaslah dalam mengamalkannya, tidak
untuk diteriakkan, dan jangan sampai kalian munafik dalam amaliahmu,
jangan sampai mencari pujian dari makhluk dan mencari balas budi mereka.
Sedikit sekali orang yang beriman dan Qur’an
diamalkan benar-benar demi Wajah Allah. Karenanya betapa minoritasnya
kaum muhklisin, dan betapa banyaknya kaum munafik. Bahkan betapa kalian
ini sangat malas dalam ketaatan kepada Allah Azza wa-Jalla, justru
kalian lebih semangat taat kepada musuhmu, yaitu setan yang dirajam.
Kaum Sufi senantiasa berharap, dalam detik-detiknya
tidak lepas dari tugas-tugas Allah azza wa-Jalla. Mereka benar-benar
mengetahui bahwa kesabaran terhadap tugas dan ketentuanNya serta
takdirNya, itu merupakan limpahan kebajikan dunia akhirat, yang berarti
berselaras dengan kehendak dan tindakanNya, kadang ia bersabar, kadang
pula ia bersyukur, kadang dalam nuansa dekat dan kadang merasa jauh,
kadang dalam kesibukan yang penat kadang pula dalam rasa ringan, kadang
dalam limpahan kekayaan dan kadang dalam kemiskinan, kadang sehat kadang
sakit. Seluruhnya tidak lepas dari kebersamaannya dengan Allah Azza
wa-Jalla. Itulah yang paling penting bagi mereka, harapan bagi
kesalamatan mereka dan keselamatan makhluk lain ketika bersama Sang
Khaliq Azza wa-Jalla, dan mereka terus menerus memohon kepadaNya bagi
kemaslahatan manusia.Anak-anak sekalian.
Jadilah kalian ini selalu berpijak pada yang benar,
maka kalian akan cemerlang. Jika kalian benar dalam hukum, kalian fasih
dalam pengetahuan. Jika kalian benar dalam batin, akan fasih dalam
lahir. Seluruh keselamatan ada dalam ketaatan, yaitu menjalankan
perintah dan menjauhi larangan, bersabar atas seluruh ketentuanNya.
Siapa yang memohon ijabah dari Allah maka Allah Ta’ala akan mengijabahi,
siapa yang taat padaNya maka seluruh makhluk pun taat kepadanya.
Wahai jamaahku. Terimalah dariku, aku yang
menasehatimu. Aku mendampingimu, dan mendampingi apa yang yang
diberlakukan oleh Allah kepadaku dan kepadamu. Jangan sampai kalian
mencurigaiku, karena aku hanya ingin kebahagiaanmu sebagaimana
kebahagiaanku. Nabi Saww bersabda:”Orang beriman tidak akan sempurna
keimanannya sampai ia berhasrat agar saudaranya muslim mendapatkan apa
yang didapatkannya.” Inilah sabda junjungan dan panutan kita, yang
membimbing kita dan mensyafaati kita. Seorang pemuka para Nabi dan
Rasul, para shiddiqin, dari masa Adam as, sampai hari kiamat kelak.
Betapa kesempurnaan iman telah terhalang oleh kehendak orang yang tidak
mencintai saudaranya yang muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
Bila anda mencintai diri anda, anda akan memakai
pakaian terbaik, makanan paling lezat, tempat tinggal paling elok, harta
yang banyak, kenapa anda tidak bersikap seperti itu untuk sahabat anda
yang muslim. Berarti anda sungguh pendusta, jika anda mengaku telah
sempurna iman anda.
Wahai orang yang mau berfikir, lihatlah tetanggamu
miskin, sedangkan anda punya harta. Mereka wajib menerima zakat anda,
bahkan setiap hari anda memetik laba anda, bahkan sangat berlebih dari
sekadar kecukupan sehari-hari, lalu anda menghalangi untuk memberikan
harta anda, sementara mereka pun si miskin itu tetap rela dengan
kekuarangannya. Namun karena hawa nafsumu, setanmu ada di belakangmu,
yang membuat anda sulit berbuat baik, sedangkan ambisi anda terus
bergolak untuk harta dunia anda, iman dan ketaqwaan sangat minim,
sungguh anda telah melakukan kemusyrikan melalui harta dan sesama
makhluk. Sementara tak ada kebajikan pada dirimu.
Siapa saja yang banyak kesenangannya pada dunia,
ambisinya liar sampai lupa maut, lupa kelak bertemu Allah, tidak bisa
membedakan yang halal dan yang haram, sesungguhnya orang itu telah
serupa dengan orang-orang kafir. Mereka katakan:”Tidak ada kecuali
kehidupan dunia, dimana kami mati dan hidup. Tak ada yang menghancurkan
kami kecuali sang waktu.” (Al-Jatsiyah 24) Seakan-akan anda ini seperti
bagian dari mereka, hanya saja anda menggunakan baju Islam, dan anda
telah mengalirkan darah anda dengan dua syahadat, anda ikut sholat,
puasa, hanya sebagai tradisi kebiasaan, bukan sebagai ibadah. Tampaknya
dimata khalayak anda orang yang bertaqwa, sedangkan hatimu pengecut, dan
itu sama sekali tidak berguna.
Wahai kaum Sufi, sungguh mana berguna bagimu, lapar
dan dahaga di siang hari, sedang di malam hari anda memakan barang
haram. Puasa di siang hari, maksiat di malam hari. Anda mencegah untuk
minum di siang hari lalu anda berbuka dengan darah kaum muslimin.
Diantara kalian puasa di siang hari, fasik di malam harinya. Rasulullah
saw, bersabda:”Ummatku tidak akan hina sepanjang memuliakan bulan
Ramadlan.”(Hr Muslim)
Mengagungkan bulan Ramadlan itu dengan ketaqwaan, dan
berpuasa hanya untuk Allah Ta’ala disertai menjaga batas
syariat.Anak-anak sekalian. Berpuasalah. Dan ketika berbuka, bagilah
bukamu dengan kaum miskin. Jangan anda makan sendiri, jika anda makan
sendiri, dikawatirkan anda tertimpa kesulitan dan kemiskinan.Wahai
kaumku: Anda semua kenyang sementara tetangga anda lapar, sedangkan anda
mengaku sebagai orang beriman. Imanmu tidak sah, ketika makanan
berlimpah sedangkan ada sang miskin sedang di pintumu lalu anda
menolaknya. Dalam sekejap tersebar berita anda, dan sekejab pula anda
bisa jatuh miskin, anda pun ditolak dimana-mana ketika meminta.
Sungguh perhatikan! Semestinya anda himpun dua hal
apa yang ada di tanganmu dan sekaligus tangan lain memberikan. Tawadlu’
(rendah hati) ketika anda bangkit, dan memberikan harta di satu sisi.
Nabi kita Sayyidina Muhammad Saww, memberi orang yang meminta dengan
tangannya, dan beliau juga memerah sendiri air susu onta, memerah susu
kambing, dan menjahit bajunya.Bagaimana kalian mengaku mengikuti
jejaknya, sedangkan anda anda justru kontra dengan beliau baik dalam
tindakan, ucapan dan perbuatan? Anda membuat pengakuan tanpa bukti?
Kalau anda Yahudi sejati mestinya sangat patuh pada Taurat yang benar,
begitu juga kalau anda muslim sejati mestinya memenuhi syarat-syarat
ke-Islaman anda, jika tidak jangan mengaku-aku sebagai muslim sejati.
Mestinya anda memenuhi syarat ke-Islaman, hakikat ke-Islaman, yaitu
menyerahkan sepenuhnya dirimu di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Pedulilah
kepada makhluk, sampai akhirnya Allah peduli padamu. “Cintailah orang
yang ada di muka bumi, sampai mencintaimu yang di langit.”Sepanjang
dirimu tegak dengan dirimu, kamu tidak akan sampai ke maqom ini.
Sepanjang kamu masih memelihara hasrat dan
kesenangannya kamu pasti berada dalam tali ikatannya, dan mencegahmu
untuk sampai kepada Allah. Karena kamu hanya sampai pada bagian ego
nafsumu dengan kehancurannya. Hak nafsu itu adalah kesenangan berpesta,
berpakaian, minum dan tempat yang nyaman di dalamnya, bagiannya adalah
kelezatan dan syahwat. Maka ambillah dengan tangan syariat. Sepanjang
anda mengambil itu menurut kadar dan kepastian dari Allah Azza wa-Jalla,
maka boleh anda makan. Duduklah di pintu syariat dan berbaktilah, anda
akan bahagia. Allah swt telah berfirman:“Apa yang datang dari Rasul,
maka ambillah dan apa yang dilarang darinya, hindarilah.” (Al-Hasyr : 7)
Terimalah dengan riang dan ringan, dan benamkan
dirimu padanya. Jika banyak yang anda dapat dari kepastianNya,
sebagaimana ilmuNya, maka disanalah anda berada. Jika anda menerima
dengan gampang, anda tidak akan hancur, bahkan tak akan pernah luput
dari anugerah pemberianNya.
Hasan al Bashri berkata, “Cukuplah bagi orang
beriman, sekadar makanan ringan, cukuplah kurma jelek dan seteguk
air.”Orang beriman itu makan untuk kekuatan tubuh, orang munafik makan
untuk menikmati makanan. Orang beriman mengkonsumi makanan karena ia
butuh kekuatan melintasi jalan menuju tempat, dimana tempat itu justru
seluruh kebutuhannya tercukupi, karenanya ia makan hanya sekadar kuat
saja. Sedang orang munafik memang tidak punya tempat, tidak punya tujuan
hidup. Betapa banyak hari-hari dan bulanmu teledor. Usiamu kalian
potong tanpa manfaat. Aku melihat kalian tidak teledor dengan duniamu,
sementara kalian teledor dengan agamamu. Berbaliklah, kalian akan
berpijak pada kebenaran. Dunia tidak akan abadi bagi siapa pun, begitu
pula bagimu. Apakah kalian masih punya harapan hidup bersama Allah Azza
wa-Jalla?
Oh betapa minimnya pikiranmu. Betapa banyak orang
menumpuk dunianya, membangun dunianya, sementara di satu sisi ia
merobohkan bangunan akhiratnya, dengan mengumpulkan dunia dan membuang
agamanya. Benar-benar dramatik terjadi antara dirinya dan Allah Azza
wa-Jalla, ia malah mendendam kepada Tuhannya dan lebih ridlo kepada
makhlukNya. Kalau dia tahu bakal mati dalam waktu dekat, hadir di
hadapanNya, ia pun juga dihisab atas seluruh perbuatannya, maka tidak
ada yang banyak dari jumlah amalnya.
Dari Luqmanul Hakim ra, berkata pada putranya, “Wahai
anakku, sebagaimana engkau sakit, kalian tidak tahu bagaimana
tiba-tibanya penyakit. Demikian pula kalian mati dan kalian tidak tahu
bagaimana anda nanti mati.”Aku peringatkan pada kalian dan aku hindarkan
kalian. Tapi kalian tidak pernah perhatikan, tidak pernah menghindari.
Kalian malah lenyap dari kebaikan sibuk dengan dunia. Sebentar lagi anda
tua, dan dunia tidak ada gunanya, bahkan semua yang anda kumpulkan jadi
bebanmu.Anak-anak sekalian, semestinya kalian menanggung tugas dan
memutuskan kejahatan. Kalimat kejahatan akan bercabang, jika kalian
bicara, lalu saling bersahut, datang pula kalimat sepadannya, lalu hadir
keburukan diantara kalian. Hanya sedikit makhluk yang mengajak ke pintu
Allah Azza wa-Jalla, dan mereka ini sebagai bukti dan argument
kebenaran atas mereka. Jika khalayak tidak menerima, maka kaum mukmin
akan meraihnya sebagai nikmat, tapi derita bagi kaum munafik, mereka ini
adalah musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla.
Ya Allah semoga Engkau berikan kebajikan bersama Tauhid, dan sirnakan kami dari makhluk dan selain DiriMu secara total.
Wahai orang yang bertauhid, wahai orang yang masih
musyrik, sesungguhnya di tangan para makhluk itu tak berarti apa-apa.
Sebuah kemuliaan di mata penguasa, para raja, orang-orang kaya, semua
itu hakikatnya di tangan Allah SWT. Hati mereka berada di TanganNya,
terserah Dia membolak balikkannya.”Tak ada sesuatu pun yang menyamaiNya,
dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuuro : 11)
Jangan manjakan dirimu, ia bisa memakan jiwamu,
seperti orang yang mendidik anjing dan memanjakannya, suatu ketika
lengah anjing itu akan memangsanya pula. Jangan kau andalkan senjata
nafsumu dan jangan pula mengasah ketajamannya, karena akan mengenai
dirimu di wadah kehancuran ketika nafsu mengkhianatimu. Potonglah isi
nafsu dan jangan melewati syahwatnya.
Ya Allah tolonglah kami atas nafsu-nafsu kami. Ya
Tuhan berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan
lindungilah kami dari azab neraka.
Membuka Pintu-pintu Kedekatan Dengan Allah Ta’ala
Pertentanganmu dengan (aturan) Allah swt, akan mengusirmu dan
menghilangkan dirimu dari Allah. Kembalilah dirimu dari sikap
penentanganmu sebelum engkau dihantam, dihinakan dan dinistakan oleh
ular-ular bencana dan kalajengking cobaan. Betapa pedihnya rasa cobaan,
apalagi jika engkau terpedaya. Karena itu anda jangan bergembira dengan
yang engkau miliki, karena apa yang ada di tangan anda pasti sirna.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sehingga ketika mereka bergembira atas apa yang mereka dapatkan, tiba-tiba Kami mengambil mereka seketika…”
Meraih anugerah keuntungan dari Allah Ta’ala harus ditempuh dengan
kesabaran. Karena itu Allah menguatkan berkali-kali tentang sabar itu.
Kefakiran (rasa butuh kepada Allah) dan kesabaran tidak akan pernah
bertemu kecuali bagi kewajiban orang beriman.Sedangkan para pecinta yang
senantiasa mendapat cobaan, lalu mereka menjadi sabar, terlimpahi ilham
untuk berbuat kebaikan beriringan dengan cobaan dan ujiannya,
senantiasa bersabar atas sesuatu yang yang baru terjadi dari Allah
Ta’ala.
Kalau bukan karena kesabaran, anda semua tidak akan pernah bertemu
denganku. Aku telah membuat jebakan untuk memburu burung, dari satu
malam ke malam berikutnya, yang membuatku terus terjaga dan membuatku
sunyi dari orang ketika di siang hari dengan mata yang terpejam. Seorang
lelaki yang terikat oleh jaring-jaring jebakan, dan itu pun dilakukan
demi kemaslahatan anda semua, sementara anda semua tidak mengerti.Kalau
bukan demi berselaras dengan Allah ta’ala, bagaimana mungkin orang
berakal mau bergaul dengan penduduk negeri yang telah dibutakan hatinya
oleh riya’, kemunafikan dan kezaliman, bercampurbaurnya syubhat dan
keharaman?
Betapa banyak nikmat-nikmat Allah telah dikufuri, sementara terjadi
kolusi luarbiasa untuk menciptakan kefasikan dan penyimpangan. Betapa
banyak orang lumpuh di rumahnya sendiri, orang zindiq dalam kedai
minumnya, orang jujur di atas kursinya. Kalau bukan karena sebuah
aturan, niscaya aku bicara tentang hal-hal yang ada di rumah-rumah
kalian. Namun bagiku ada fondasi yang harus kubangun. Aku punya
murid-murid yang butuh pendidikan. Seandainya tersingkap sebagian apa
yang ada dalam diriku, itu bisa menjadi penyebab berpisahnya diriku
dengan diri kalian semua, lalu terlempar dalam jejak-jejak yang
menghancurkan.Karena itu tutuplah pintu-pintu kemakhlukan (dari hatimu)
dan bukalah pintu-pintu antara dirimu dengan Allah. Akuilah dosa-dosamu,
mohonlah maaf kepada-Nya atas keteledoranmu selama ini. Yakinlah, bahwa
sesungguhnya tidak ada yang bisa membahayakan, memberikan manfaat, yang
memberikan anugerah, tidak ada yang bisa mencegah, kecuali Allah Ta’ala
semata. Dengan demikian, kebutaan mata hatimu akan sirna, lalu mata
hati terbuka bergerak, hingga membuka mata kepalamu.
Wahai anak-anakku…. Persoalan sesungguhnya bukan memakai pakaian
kumal atau pun makanan kasar. Persoalan sesungguhnya adalah kezuhudan
dalam hatimu. Awal mula yang dipakai oleh shiddiqun adalah pakaian wol
dalam hatinya, lalu terefleksi kesederhanaan itu dalam lahiriyahnya. Ia
memakai pakaian itu dalam rahasia batinnya, lalu dalam hatinya, kemudian
untuk menutup nafsunya, lalu fisiknya.
Ketika secara keseluruhan dirinya menggunakan pakaian sederhana,
maka tibalah tangan-tangan lembut dan kinasih serta tangan anugerah,
sampai akhirnya berubah drastis dalam tragedi ini. Ia copot baju
hitamnya dan diganti dengan baju kegembiraan pesta, ia ganti penderitaan
dengan kenikmatan, ia ganti dendam dengan keceriaan, ia rubah ketakutan
dengan rasa aman, ia rubah rasa jauh menuju rasa dekat, rasa fakir
menuju rasa cukup.
Wahai anak-anakku, raihlah bagian dengan tangan zuhud, bukan dengan
tangan ambisi pribadi. Orang yang makan dengan menangis, berbeda dengan
orang yang makan dengan tertawa. Makanlah bagian itu, dan hatimu
bersama Allah Ta’ala. Anda akan selamat dari keburukannya. Jika engkau
makan dari resep dokter atau ahli kesehatan tentu itu lebih baik
daripada anda makan sendiri, tanpa anda tahu asal usulnya makanan itu,
sehingga, menyebabkan hatimu keras jauh dari amanah, sementara anda
benar-benar kehilangan rahmat. Hilang pula amanah syariah di sisimu,
karena kalian telah meninggalkan dan mengkhianatinya. Sungguh celaka,
jika amanah kalian sia-siakan.
Jagalah mahkotamu itu bersama Tuhanmu Azza wa Jalla. Waspadalah
atas ancamanNya, karena siksaNya begitu dahsyat. Siksa itu bisa merebut
rasa amanmu, rasa sehat afiatmu, foya-foya dan sukacitamu. Taatlah
kepadaNya, karena Dia adalah Tuhan langit dan bumi. Jagalah nikmatNya
dengan syukur. Terimalah perintah dan laranganNya dengan patuh dan taat.
Terimalah kesukaran dariNya dengan kesabaranmu, dan terimalah dengan
syukurmu atas kemudahanNya. Karena demikian adalah perilaku pendahulumu,
dari para Nabi, para Rasul dan orang-orang yang saleh, yang senantiasa
bersyukur atas nikmat dan bersabar atas cobaan.
Tegaslah terhadap kemaksiatan. Terimalah ketaaatan. Jagalah
aturanNya, dan ketika datang kemudahan bersyukurlah. Sebaliknya jika
yang datang kesukaran bertobatlah dari dosa-dosamu, lalu debatlah,
lawanlah hawa nafsumu. Karena Allah tak pernah menzalimi Maka dari itu
ingatlah maut dan resiko sesudah maut. Ingatlah Tuhan Yang maha agung
dan Luhur, hisab dan pengawasanNya padamu.
Bangunlah, sampai kapan kamu semua tidur terlelap, sampai kapan
kamu terlempar dalam kebodohan dan keluar masuk dalam kebatilan?
Bergelimang dengan nafsu, hawa, dan kebiasan-kebiasaan. Kenapa? Kenapa
tidak mendidiknya demi ibadah kepada Allah dan mengikuti aturan
hukumNya. Padahal ibadah itu meninggalkan kebiasan-kebiasaan nafsu,
kenapa tidak mendidik dirimu dengan adab Qur’an dan sunnah?
Anak-anak muridku…..Jangan bergaul dengan banyak orang disertai
kebutaan hati, ketololan disertai kealpaan dan kelelapan. Bergaulah
dengan mereka, dengan matahati, ilmu dan keterjagaan jiwa. Jika anda
temukan hal yang terpuji dari mereka, ikutilah, dan jika ada yang
menyeretmu pada keburukan, jauhilah dan tolak. Engkau berada dalam alpa
total, alpa dari Allah Azza wa Jalla. Makanya, anda harus bangkit,
disiplin dengan masjid, memperbanyhak sholawat kepada Nabi SAW.Nabi saw,
bersabda: “Seandainya neraka turun dari langit, tak ada yang selamat
kecuali ahli masjid.”Jika kalian semua menunaikan sholat, totalkan
sholatmu hanya kepada Allah Ta’ala, dan karena itu Rasulullah saw,
bersabda, “Yang paling dekat bagi hamba pada Tuhannya, apabila hamba
sedang bersujud.”
Duh.. celaka kalian. Kenapa kalian sering membuat ulah dan
mencari-cari keringanan? Orang yang mencari-cari takwil demi seleranya
sesungguhnya terpedaya. Padahal jika kita merengkuh ‘azimah (pr insip),
dan kita bergantung pada Ijma’, sementara amal kita ikhlas, maka kita
pun akan bersih bersama Allah Ta’ala. Lalu bagaimana bisa terjadi jika
anda malah merekayasa azimah, mencari jalan kemudahan nafsu, lalu para
pemegang teguh azimah sirna?Inilah zaman rukhsoh, bukan zaman ‘azimah.
Inilah zaman riya’ dan kemunafikan, dimana harta didapat dengan cara
tidak benar. Betapa banyak orang yang sholat, puasa, zakat, haji, dan
berbuat baik untuk makhluk, bukan untuk Khaliq. Dan mayoritas yang
memenuhi alam semesta ini adalah demi kepentingan sesama makhluk, bukan
demi Khaliq.
Kalian semua telah mati jiwa, menghidupkan nafsu dan hawa nafsu
untuk dunia. Padahal hidupnya hati ketika keluar dari kepentingan
makhluk dan teguh bersama Allah Azza wa Jalla.Hidupnya hati dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah azza wa Jalla. Hidupnya
hati dengan sabar atas Qodlo, Qodar dan ujianNya.
Wahai anak muridku…Serahkan dirimu kepadaNya dalam soal
kepastianNya. Bangunlah bersamaNya dalam soal itu. Perkara itu butuh
fondasi, lalu butuh bangunan, dan dawamkan setiap waktu, siang dan
malammu. Karena itu, waspadalah. Tafakkurlah dalam masalah hatimu.Jika
engkau melihat kebajikan, bersyukurlah. Jika engkau melihat keburukan
bertobatlah. Dengan tafakkur ini agamamu akan hidup dan matilah
syetanmu. Karena itu dikatakan, tafakkur sejam lebih baik dibanding
bangun sepanjang malam.
Wahai ummat Muhammad, bersyukurlah kepada Allah Ta’ala yang telah
menerima amalmu yang sedikit dengan menyandarkan kepada amal
pendahulumu. Sebab kalian semua adalah yang terakhir di dunia, tetapi
yang pertama di hari kiamat. Jika kalian benar, maka tak ada yang lebih
benar menandingi kalian. Kalian semua adalah para pemuka dan pemimpin,
sedangkan umat lain adalah rakyat. Tetapi jika sepanjang anda masih
duduk di rumah nafsumu dan watakmu, sulit untuk menjadi benar. Jika
sepanjang anda bangkit bersama makhluk dan terpaku terhadap apa yang ada
di tangan mereka, dengan menarik mereka melalui riya’ dan kemunafikan
anda, sungguh tetap tidak benar bagi anda. Sepanjang anda masih ambisi
dunia, sepanjang hati anda masih bersiteguh pada selain Allah, tidak ada
yang dibenarkan.
Ya Allah berilah kami rizki, untuk senantiasa di sisiMu.Tuhan,
berikanlah kami kebajikan di dunia, dan kebajikan di akhirat, dan
lindungilah kami dari siksa neraka.
(Diambil dari kitab “Fath ar Rabbani” Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani)
Menyatu Dengan Syaikh Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Anak-anak muridku sekalian….
Ingatlah, sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda
mendekat kepada Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena
mereka adalah manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat
kepada Allah dan siapa paling maksiat padaNya.Nabi saw, bersabda,
“Beruntunglah anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup
bersamaNya.
Bila anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa
cukup, dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik
sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah
tidak menerima bentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima
apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu
anda, setan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima
anda.
Berbuatlah kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan
jangan melihat amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan
menerimanya kecuali amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan
untuk wajah makhluk.Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk,
tetapi ingin diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari
diri sendiri. Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda,
kesenang-senangan anda. Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang,
sebab anda berada di alam keprihatinan dalam penjara dunia.Nabi Saw
senanatiasa bertafakkur, tidak banyak gembiranya, banyak prihatinnya,
tidak banyak tertawanya kecuali hanya tersenyum, hanya untuk
menyenangkan lainnya.
Hati Nabi penuh kerpihatinan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja
bukan karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan
pernah keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan siapapun.Wahai
anak muridku.
Jika Khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan
cemerlang dan hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran.
Hati anda akan penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju
Allah Azza wa-Jall, wushul kepadaNya.Memikirkan dunia justru menyiksa
dan menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan
dan menghidupkan hati. Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang
tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.
Wah! Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah
Azza wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah
menentukan waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus
melimpahkan rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan
kerakusan anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan
makhluk. Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika
iman anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan
keparipurnaan dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.
Anak muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan
guyonan. Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama
khalayak untuk anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda
dengan dunia? Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa
mencampuradukkan yang lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang
masuk akal, hal-hal yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa
bodohnya orang yang melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh
dengan yang duniawi dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan
bergembira dengan yang fana?Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh
lalu mereka menularkan kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan
orang tolol berarti meraih kesia-siaan.
Bergaullah dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan
ilmunya. Karena orang beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa
kuatnya perjuangan mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks
inilah Rasulullah saw, bersabda: “Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.”
Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan
di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan
keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya
ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah,
sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda: “Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.”
Orang beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya.
Fisiknya bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk
keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla. Ia tak pernah
mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya,
tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya,
karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW. : “Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”.
Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya
saja ada yang keceplosan, itu pun tetap ia ungkapkan dengan metafor,
lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.
Anak-anak muridku…. Jadikan diriku sebagai cerminmu.
Jadikan diriku sebagai cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin
amaliahmu!
Kemarilah mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada
di dalam dirimu, sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh
dariku. Jika anda punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat
denganku, karena aku tidak akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza
wa-Jalla. Tak ada yang harus malu menyangkut agama Allah Azza wa Jalla.
Karena anda selama ini berada dalam pelukan kemunafikan. Tinggalkan
duniamu yang ada di rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri
di pintu gerbang akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku,
dan amalkanlah sebelum maut menjemputmu.
Masalahnya bagaimana membangun rasa takut kepada Allah. Bila kalian
tidak punya rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di
akhirat. Sedangkan rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk
anda yaitu mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia
berfirman:“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya
adalah para Ulama’”Tak ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama
yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya.
Bahkan mereka tidak meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin
WajahNya dan mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan
rentangan jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia
hingga akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada pada selainNya.
Dunia bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah
Ta’ala juga bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang
ma’rifat dan mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang
senantiasa prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh
cinta kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya
selalu memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurus
semuanya, merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu,
menghidupkan ini dan mematikan itu.“Allah tidak ditanya apa yang Dia
lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”.
Ya Tuhan, dekatkan diri kami padaMu, dan janganlah Engkau
jauhkan diri kami dariMu. Dan berikanlah kami kebajikan dunia dan
kebajikan Akhirat, dan lindungi kami dari siksa neraka.
Hilangnya Agama Karena Empat Hal -Nasihate Spiritual Maulana Syyaikh Abdul Qadir al Jilani
Hilangnya Agama Ini karena Empat Hal:
Pertama, karena anda tidak mengetahui apa yang anda amalkan.
Kedua, karena anda mengamalkan perkara-perkara yang anda tidak mengetahuinya.
Ketiga, karena anda tidak mau belajar hal-hal yang anda tidak mengerti, lalu anda terus menerus bodoh.
Keempat, anda menghalangi orang-orang yang belajar pengetahuan, dimana mereka tidak tahu.
Wahai kaum Sufi….Jika anda menghadiri majlis dzikir, ternyata anda
menghadirinya agar masalah anda terpecahkan. Anda malah kontra dengan
nasehat kebajikan, lalu anda pelihara kesalahan dan ketergelinciran,
bahkan anda tertawa dan main-main. Anda benar-benar mengkawatirkan,
padahal anda bersama Allah Azza wajalla.
Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai anda
ini seperti para musuh Allah Azza waJalla. Raihlah manfaat dari apa yang
anda simak disana.Anak-anak, anda sudah terikat dengan ibadah, dan
Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya anda berpijak pada Sang
Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah padaNya. Hendaknya anda
tidak mengabaikan amaliah, hendaknya pula ikhlas dalam beramal.
Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.”
Allah tidak menciptakan mereka untuk berdusta, tidak menciptakan
mereka untuk bermain-main hampa, mencipatakan mereka bukan untuk makan
dan minum, tidur dan kawin. Ingatlah! Wahai orang-orang yang alpa dari
kealpaanmu. Ingatlah, anda melangkahkan hatimu satu langkah, Allah
menuju kepadamu beberapa langkah, dan Dia paling layak untuk anda
rindukan semua dibanding yang lainNya.
“Allah memberi rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”
Jika Allah menginginkan pada hambaNya, Allah menyediakan langsung
padanya. Ini sesuatu yang berhubungan dengan makna hakiki bukan rupa
fisik. Bila si hamba benar dalam ubudiyahnya ini, maka benarlah zuhudnya
di dunia dan akhirat.Selain Allah Ta’ala, ketika anda datang padanya,
anda bisa tetap benar, baik raja, sulthan, pemerintah, maka kedatangan
anda, atom anda adalah bukit, tetesannya adalah lautan, bintanya adalah
rembulan, rembulannya adalah matahari, sedikitnya adalah banyak,
terhapusnya adalah tetapnya, fana’nya adalah baqo’nya, geraknya adalah
tetapnya. Pohonnya menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya
membubung sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi
dunia dan akhirat. Pohon apakah ini? Pohon Hikmah dan Pengetahuan.
Dunia seperti lingkaran cincin, bukan dunia yang anda miliki, bukan
akhirat yang anda kait, yang tidak dimiliki oleh raja maupun budak,
tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau diambil oleh siapa pun, tidak
bisa dikotori. Jika anda bisa memenuhi semua itu, anda akan bagus ketika
berada di tengah-tengah khalayak publik.
Manakala Allah menghendaki kebajikan pada hambaNya, maka Allah
menjadikan hamba itu sebagai dalil bagi mereka, menjadikan dokter bagi
mereka, menjadikan pendidik dan pengatur mereka. Sang hamba dijakdikan
penerjemah untuk mereka, dijadikan riasan bagi mereka, dijadikan lampu
dan matahari bagi mereka. Bila Allah menghendaki, segala terwujud. Jika
tidak demikian, si hamba ditirai dari segala hal selain DiriNya.
Individu-individu jenis manusia seperti ini memang ditugaskan di
tengah-tengah makhluk tetapi dengan perlindungan dan kesalamatan
menyeluruh pada dirinya. Allah menolong hamba ini untuk sebuah
kemashlahatan makhluk dan memberikan jalan menuju hidayah.
Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang zuhud
dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan akhirat. Kalau
semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak pernah bakal mati,
seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan di padang mahsyar, anda tidak
di hisab di sana, anda tidak melewati jembatan Shirothol Mustaqim?
Ini sifat-sifat anda, padahal anda mengajak Islam dan Iman. Ini
Al-Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian hadir
dalam majlis Ulama, dan anda menolak apa yang dikatakan mereka, maka
kehadiran anda sebagai hujjah yang membuat anda berdosa. Sebagaimana
anda semua bertemu Rasulullah Saww, di hari kiamat nanti, sementara anda
tidak menerima beliau, ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas
kebesaran, keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika itu
seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi yang abadi,
semuanya di hari kiamat kembali kepadaNya.
Sementara itu para pemuka kaum Sufi juga tampak di sana dengan
kemuliaan dan kelengkapannya, dan bagaimana Allah memuliakan mereka di
hari itu. Para paku bumi, adalah penegak bumi, yaitu mereka sebagai
penguasa makhluk dan pemukanya sekaligus sebagai wakil Tuhan Azza
wa-Jalla. Mereka hari ini tidak tampak dalam rupa, tapi dalam makna,
tetapi esok mereka tampak dalam rupa.Para pemberani dalam argumentasi
dan perang adalah mereka yang melawan orang kafir. Sedangkan sang
pemberani dari kalangan orang-orang sholeh adalah yang melawan hawa
nafsunya, watak manusiawinya, syetan dan para kolaborator kejahatan.
Mereka ini adalah syetan-syetan manusia. Sedangkan sang pemberani dari
kalangan Khowash adalah keberaniannya dalam Zuhud dunia dan akhirat dan
zuhud dari segala hal selain Allah secara total.
Pengabdian Kepada Allah – Nasihat Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Anak-anak muridku semua, manakah sesungguhnya Ubudiyah yang benar
kepada Allah Ta’ala? Betapa jauh anda meraih hakikatnya. Raihlah rasa
cukup bersama Allah dalam seluruh perkara kehidupan anda. Anda adalah
hamba yang pergi dari tuan anda, dan kembalilah kepadaNya. Merasalah
sebagai hamba yang hina dan rendah hatilah di hadapanNya, mengikuti
perintah dan menjauhi laranganNya. Bersabar dan berselaras terhadap
ketentuanNya.
Bila semua ini sudah anda lakukan dengan sempurna berarti
pengabdian anda pada Tuan anda sudah maksimal, dan anda bisa merasa
cukup bersama Allah. “Bukankan Allah telah mencukupi hambaNya?”Jika
ubudiyah anda benar Allah pasti mencintai anda yang anda rasakan dalam
hati anda, yang membuat hati anda mesra bersamaNya. Taqarub anda pun
tanpa disertai susah payah, dan anda tidak merasa kesunyian karena Allah
bersama Anda, sehingga anda terus menerus Ridlo kepadaNya dalam segala
hal. Bahkan jika saja dunia ini terasa sempit bagi anda dan
peluang-peluangnya tertutup, maka Allah Yang Maha luas tetap bersama
Anda. Bahkan anda tidak ingin makan makanan selain dariNya, anda pun
akan berselaras dengan Nabi Musa as, ketika Allah berfirman:“Dan Kami
haramkan pada Musa untuk disusui para wanita penyusu sebelumnya.”
(Al-Qashsah, 12)
Tuhan kita Azza wa-Jalla, senantiasa Melihat dan Menyaksikan
segalanya, dalam segala sesuatu senantiasa Hadir, Dekat dengan
segalaNya, tidak butuh pada segalaNya. Lalu kenapa mesti ada keingkaran
setelah mengenalNya?
Celaka anda ini. Anda sudah mengenalNya kenapa harus mengingkariNya
berkali-kali? Kalau anda tidak segera kembali kepadaNya, anda akan
terhalang dari semua kebaikan. Karena itu bersabarlah bersamaNya, dan
jangan bersabar untuk jauh dariNya.Ketahuilah, siapa yang sabar akan
mendapatkan kemampuan. Mana akal dan kehidupan anda? Allah sampai
berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan jadilah
orang yang penyabar, berkaitlah kepada Allah dan bertaqwalah pada Allah
agar kalian semua meraih kemenangan.”
Banyak ayat tentang kesabaran yang menunjukkan adanya kebaikan dan
kenikmatan, balasan dan pemberian yang yang besar, ringan dalam
kehidupan dunia dan akhirat. Karenanya bersamalah dengan Allah, dunia
akhirat anda akan bahagia dengan kebajikan.Anda semua harus banyak
berziarah kubur dan ziarah pada orang-orang yang saleh, berbuat
kebaikan, maka perkara kehidupan anda akan beres. Jangan seperti
orang-orang yang yang mendapat nasehat tetapi tidak dihayati, dan
seperti orang yang mendengarkan pengetahuan tetapi tidak diamalkan.
Jangan Jual Agamamu Dengan Debu
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani
Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H.
Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan
makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia,
mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang
ada di sisi Allah Ta’ala.
Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para
makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan
akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla,
sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan
anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang
ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu.
Karena itu Rasulullah Saww bersabda: “Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.”
Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan
menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang
menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang
telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal
demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.
Saya menasehati dan saya sama sekali tidak menginginkan imbalan.
Sebab akhiratku telah menjadi bagian sukses bagi diriku di sisi Tuhanku
Azza wa-Jalla. Aku tidak mencari dunia, karena aku bukan budak dunia,
juga bukan hamba akhirat, bahkan bukan hamba selain Allah azza wa-Jalla.
Aku tidak menyembah kecuali hanya kepada Sang Pencipta, Yang Esa,
Yang Maha Esa nan Qadim. Kepuasanku ada pada kebahagian kalian, dan
kedukaanku jika kalian hancur celaka. Jika aku melihat murid yang benar
dan benar-benar telah meraih kemenangan melalui diriku, aku merasakan
kepuasan dan kelegaan, bahkan kegembiraan, karena bagaimana hal itu
terjadi melalui diriku?
Anak-anak muridku….Hasratku adalah anda, bukan diriku. Jika anda
bisa berubah, itu demi anda, bukan demi diriku. Aku hanya menggambarkan
pelajaran, dan sesungguhnya yang membuat aku senang, semata karena ini
semua hanya untuk dirimu.
Wahai para kaum Sufi tinggalkan takabur di hadapan Allah Azza
wa-Jalla dan takabur di hadapan sesama makhluk. Lihatlah kadar diri-diri
anda, dan rendah hatilah dirimu. Awalmu hanya setets air hina, dan
akhirmu hanyalah bangkai yang terbuang. Karena itu kamu semua jangan
tergolong orang yang tamak dan dikendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang
mendorong anda untuk memasuki pintu-pintu penguasa untuk mencari sesuatu
dari mereka, untuk mendapatkan bagian atau pemberian mereka, padahal
bagian yang diberikan itu begitu hinadina.
Kanjeng Nabi Saww, bersabda:“Siksa paling dahsyat dari Allah Azza
wajalla pada hambaNya, adalah ambisinya si hamba untuk meraih apa yang
tidak dibagikan padanya.”
Betapa celakanya, wahai orang bodoh terhadap takdir dan bagian dari
Allah. Apakah kalian menyangka bahwa generasi dunia ini mampu
memberikan bagian pada kalian, hal-hal yang bukan bagianmu? Tetapi anda
perlu ingat, bahwa waswas (godaan) syetan yang terus menggoda kealam dan
hati anda, sampai anda tidak lagi menjadi hamba Allah Azza wa-Jalla,
dan menjadi hamba diri anda sendiri, menjadi budak nafsu dan syetan
anda. Menjadi budak naluri, harta dan uang anda. Hati-hatilah mana
tempat kemenangan dan kebahagiaan sampai anda mampu menempuh jalan
ubudiyah anda.
Diantara para Ulama sufi mengatakan, “Siapa yang tidak mengenal
tempat kebahagiaan hakiki, pasti tidak pernah bahagia.” Anda mengetahua
tempatnya, tetapi anda hanya mengenal melalui kedua mata kepala anda,
bukan dengan matahati dan rahasia batin anda. Iman anda hanya melintas
belaka, sampai anda hanya melihat tidak dengan penglihatan hakiki. Allah
Azza wa-Jalla berfirman:“Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang
buta adalah matahati yang ada di dalam dada.”
Si tamak yang memburu dunia dari tangan makhluk telah menjual agama
dengan debu, menjual apa yang abadi dengan yang fana, lalu dia tak
mendapatkan kedua-duanya. Sepanjang iman anda kurang, anda merasa kurang
dengan dunia dan kehidupan anda hanya untuk merebut sesama, sampai
agama anda tergadaikan dan anda merasa bisa makan dari mereka. Namun
sepanjang iman anda sempurna, anda akan senantiasa mampu bertawakkal
jiwa anda kepada Allah azza wa-Jalla dan keluar dari sebab akibat
duniawi, memutuskan hati pada budak dunia menuju kepada Allah Ta’ala,
lalu hati anda pergi menjauh dari seluruh makhluk.
Disinilah hatimu bisa keluar dari negerimu, keluar dari keluargamu,
keluar dari took dan popularitasmu. Lalu anda menyerahkan semua itu
pada mereka, seakan-akan Malakat Maut hendak menjemput anda, anda
seperti sedang disambar oleh kamatian, seakan-akan bumi hendak menelan
anda, dan gelombang takdir telah meraih anda memasukkan ke dalam lautan
ilmu dan menenggelamkan anda di sana. Siapa yang mampu di tahap ini,
segala penderitaan dunia tidak berpengaruh baginya, sebab dunia hanya
pada lahirnya, bukan masuk dalam batinnya. Bahkan dunia untuk yang lain
bukan untuk hatinya.
Wahai para kaum sufi…. Jika anda semua mampu melakukan apa yang
saya sebutkan itu, mampu mengeluarkan sebab akibat dunia dan
ketergantungan padanya dari hatimu, anda akan meraih kemenangan dari
segala segi. Jika anda tidak mampu meraih semua itu, paling tidak
sebagian ajaran itu anda dapatkan. Nabi kita SAW bersabda:“Kosongkan
dirimu dari problema duniawi semampu (semaksimalmu).”
Anak-anak muridku…Jika kamu sekalian mampu mengosongkan hatimu dari
dunia, lakukanlah. Jika tidak, maka cepatlah larikan hatimu menuju
kepada Allah Azza-wa-Jalla. Gantungkan hatimu pada Rahmat Allah Ta’ala,
sampai problema dunia keluar dari hatimu, karena Allah azza wa-Jalla
Maha Kuasa atas segalanya dan Maha mengetahui. Pada KuasaNyalah
segalanya tergenggam. Kokohlah di pintuNya, mohonlah agar hatimu
disucikan dari selain DiriNya, lalu dipenuhi iman dan ma’rifat padaNya,
mengenalNya dan cukup denganNya, jauh bergantung pada makhlukNya.
Mohonlah agar dianugerahi Yaqin, dan kemesraan qalbu bersamaNya,
kesibukan fisik untuk taat padaNya. Mohonlah semuanya dariNya bukan dari
selain Dia.
Jangan sampai anda menyerahkan pada sesama makhluk, tetapi serahkan
padaNya, bukan lainNya. Engkau bermuamalah denganNya dan bagiNya, bukan
bagi yang lain.Anak muridku….Kefahaman teoritis dan ucapan, tetapi
tidak disertai amal qalbu, membuat anda tidak bisa melangkah kepada
Allah Ta’ala, walau pun selangkah. Perjalanan adalah perjalanan Qalbu.
Kedekatan adalah kedekatan rahasia qalbu. Amal sesungguhnya adalah amal
hakiki disertai disiplin pada aturan syariat dalam gerak fisik badan
kita, dan Tawadlu (rendah hati) kepada Allah azza wa-Jalla dan kepada
para hambaNya.
Siapa yang mengukur dirinya dengan hasrat diri sendiri, maka tidak
akan dapatkan ukuran benar. Siapa yang memamerkan amalnya pada makhluk,
bukanlah disebut amal. Amal sesungguhnya justru tersembunyi, kecuali
hal-hal yang fardlu, yang harus ditampakkan. Dan anda telah sembrono
dalam melangkahkan jejak asas jiwa anda. Tentu tidak ada manfaatnya
manfaatnya anda membangun sesuatu di atasnya, karena bangunan akan
roboh. Fondasi amal adalah Tauhid dan Ikhlas. Siapa yang tidak berpijak
pada Tauhid dan Ikhlas, tidak akan meraih amal. Kokohkan asas fondasi
amal anda dengan Tauhid dan Ikhlas, lalu bangunlah amal itu dengan Daya
Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan kekuatan dan dayamu. Tangan Tauhid
adalah penegak, bukan tangan syirik dan kemunafikan. Orang yang
bertauhid adalah yang mampu meninggikan derajat amalnya, bukan pada
orang munafik.
Ya Allah jauhkan diri kami dari kemunafikan dalam seluruh tingkah
kami. Dan berikan kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan
lindungi kami dari azab neraka.
Pasrahkan Jiwamu Kepada Allah
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Ahad, 9 Dzul Qa’dah tahun 545 H.
Orang beriman itu meraih bekal, sedangkan orang kafir itu
menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia berada di
perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih
mengedepankan pada akhirat yang lebih besar. Ia membiarkan dirinya
dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya
untuk akhirat. Hati dan cintanya di akhirat sana. Hatinya memutuskan
untuk menetap di akhirat, bukan menetap di dunia dan penghuninya. Kalau
ia dapat makanan yang baik, ia prioritaskan makanan itu untuk orang
faqir, karena ia tahu bahwa di akhirat ada makanan lebih baik dari itu
semua.
Tujuan utama orang beriman yang ‘arif dan ‘alim adalah mendekati
Pintu Allah Azza wa-Jalla. Dengan hatinya ia ingin mendekatiNya di dunia
sebelum sampai ke akhirat. Mendekati dengan hatinya adalah tujuan
perjalanannya.Aku melihat anda ketika berdiri, ruku’, sujud, bangun
malam, berpayah-payah, sementara hatimu terus menerus tidak pernah
meninggalkan tempat, tidak keluar dari rumah WujudNya, dan tidak
bergerak dari tradisiNya.
Carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah
itu yang disebut dengan cara yang benar. Lubangi dirimu dengan alat
pelubang kebenaranmu. Buanglah tali pengikatmu dengan makhluk dengan
tali keikhlasan dan tauhidmu. Patahkan cekatan tanganmu untuk meraih
segalanya dengan tangan zuhudmu di dalamnya. Lemparkan hatimu sampai ke
pantai lautan kedekatan dengan Tuhanmu Azza Wa-Jalla. Pada saat itu akan
datang kepadamu kapal pertolongan yang meraihmu menuju Allah Azza
wa-Jalla.Dunia ini adalah lautan, dan imanmu adalah kapal.
Di sinilah Luqman Al-Hakim ra, berkata, “Wahai anakku, dunia adalah
lautan, dan iman adalah kapal, angin yang menjalankan perahunya adalah
keta’atan, dan benua adalah akhirat.”Wahai orang-orang yang terus
menerus bermaksiat, dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan
miskin. Kerasnya hati para makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian.
Berfikirlah, kembalilah pada Tuhanmu Azza wa-Jalla.
Jangan sampai kamu musyrik karena hartamu, dan kalian mengandalkan
hartamu itu. Renungkanlah datangnya maut. Minimalkan ambisi duniawimu,
pendek dan potonglah angan-khayalanmu. Sebagaimana Abu Yazid al-Bisthamy
ra, berkata, “Orang mukmin yang arif sama sekali tidak menuntut Allah,
bukan tuntutan dunia, bukan pula tuntutan akhirat. Ia hanya meminta dari
Tuhannya.”
Anak-anak, kembalilah pada Tuhanmu dengan hatimu. Orang yang
bertobat adalah yang kembali kepada Allah Azza wa-Jalla, sebagaimana
firmanNya:”Kembalilah kepada Tuhanmu..”Kembalilah, maka kalian serahkan
semua kepadaNya, serahkan jiwamu, lemparkan dirimu di hadapanNya, pada
Rencana, Takdir dan PerintahNya, larangan dan kehendakNya. Lemparkan
hatimu tanpa kata-katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa
“bagaimana”, tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda. Tetapi dengan
keselarasan dan kejujuran, dengan ucapan yang benar, dengan perintah
yang benar, dengan takdir yang benar, dan engkau dapatkan kehendak yang
benar. Kalau kamu seperti itu, pasti hatimu akan kembali dengan
musyahadah kepadaNya.
Jangan bersenang dengan sesuatu, tetapi hati-hati dengan sesuatu
itu, sesuatu mulai di bawah Arasy sampai bintang tsuraya. Cepatlah lari
dari semua makhluk itu, sampai tak tersisa di hatimu. Beradab dengan
para syeikh tidak baik kecuali pada orang yang telah berkhidmah demi
keselamatan makhluk. Lihatlah perilaku mereka bersama Allah Azza
wa-Jalla.Banyak orang yang membikin pujian dan cacian seperti hujan dan
kemarau, malam dan siang, keduanya silih berganti, dipandang semuanya
dari Allah Azza wa-Jalla, karena semua itu takdir Allah Azza wa-Jalla.
Ketika sudah benar-benar nyata di mata mereka, mereka pun tidak
menghiraukan pujian orang memuji dan tidak lari dari cacian para
pencaci. Karena hati mereka telah keluar dari kecintaan terhadap makhluk
maupun kebencian mereka. Justru mereka merasa kasihan sekali dengan
para makhluk itu.
Jangan sampai kalian disesatkan oleh ilmu, yang membuat anda
tersesat. Anda sholat dan puasa demi makhluk, sampai para makhluk itu
merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji anda di
rumah-rumah mereka dan di majlis-majlis mereka, dan anda merasa berhasil
karena makhluk-makhluk itu. Jika maut menjemputmu, siksa mendatangimu,
kesusahan dan penderitaan yang menghalangi dirimu dengan mereka, padahal
tak satu pun yang bisa menolong dirimu, dan harta yang kalian raih dari
mereka itu dirampas orang lain, sementara siksa dan hisab menantimu,
sungguh wahai mahrum, anda dapatkan semua di dunia, tapi anda dapatkan
semua siksa di akhirat esok.
Ahli ibadah adalah para wali, dan para abdal yang mukhlis sangat
dekat dengan Allah Azza wa-Jalla. Para Ulama yang mengamalkan ilmunya
adalah pengganti Allah di bumiNya, menjadi utusanNya, mewarisi para
NabiNya dan RasulNya. Bukan kalian wahai orang yang di sibukkan oleh
retorika, bukan kalian yang religius-formalis sementara batin anda
bodoh.Apa yang anda dapatkan? Islam? Islam anda tidak benar! Padahal
dasar Islam itu Syahadat. Sementara hatimu tidak bersyahadat. Kalian
berucap Tiada Tuhan selain Allah, tetapi anda dusta. Di hatimu terkumpul
berhala-berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan
hatimu yang menjubali jiwamu. Prinsip mengandalkan karyamu, labamu,
upayamu, kekuatanmu, pendengaranmu, penglihatanmu, pukulanmu, adalah
berhala-berhala.
Pandanganmu bahwa manfaat, bencana, anugerah, hambatan, kamu anggap
dari makhluk, adalah berhala-berhala. Betapa banyak orang menyebutkan
semua ini dengan ucapannya, lalu mereka memamerkan, menampakkan
seakan-akan mereka ini ahli tawakkal pada Allah Azza wa-Jalla, justru
dzikir mereka hanya di lisan, bukan sampai di hatinya. Mereka begitu
bangga dengan stylenya, dan mereka katakan, “Nah, begini
ini…inilah….bukankah kami ini muslim? Besok di akhirat akan tampak jelas
cacat mental mereka, dan jelas keburukannya.Hai celaka! Anda
mengokohkan dalam ucapan “Tiada Tuhan….” Dengan menafikan semuanya, dan
“Kecuali Allah” sebagai penetapan total padaNya, bukan selainNya. Lalu
kenapa masih ada sisa waktu bagi hatimu untuk mengandalkan yang lain
selain Allah Azza wa-Jalla? Anda bohong besar! Ternyata anda punya
berhala yang anda andalkan? Padahal hati adalah yang beriman, yang
menyatu, yang mukhlish, yang taqwa, yang wara’, yang zahid, yang
meyakini, yang mengenal, yang mengamalkan. Hatimulah pemimpin, yang lain
hanya pasukan. Kalau kamu mengucapkan Laailaaha Illallah, haruslah
hatimu dulu baru lisanmu. Pasrahkan padaNya, gantungkan padaNya, bukan
pada lainNya.Biarkan lahiriyahmu sibuk dengan aturan hukum, tetapi
hatimu harus bersama Allah Azza wa-Jalla.
Biarkan dzohirmu menghadapi kebajikan dan kejahatan, tetapi hatimu
harus sibuk bersama pencipta kebajikan dan kejahatan. Yang mengenalNya,
akan sampai kepadaNya. Semua ucapan ada di hadiratNya. Tawadlu’lah
padaNya dan hamba-hambaNya yang sholeh. Lipatkanlah hasrat, kesedihan,
tangisan, ketakutan dan rasa hinamu, rasa malumu, penyesalanmu atas
keteledoranmu karena hilangnya ma’rifat dan pengetahuan serta kedekatan
denganNya.”Allah yang bertindak apa yang dikehendakiNya, tidak akan
ditanya apa yang dilakukanNya, dan mereka justru yang ditanya (apa yang
mereka lakukan)”Renungkan apa yang kurang, yang teledor, yang bodoh,
yang terlempar, yang bakal menimpanya, dan lihatlah ke masa depan yang
dihadapinya, apakah ia diterima atau ditolak oleh Allah SWT, apakah ia
diberangus, apakah kelak di hari kiamat bersama orang yang beriman atau
bersama orang-orang kafir. Nabi SAW saja bersabda:”Akulah yang paling
ma’rifat kepada Allah, dan paling takut kepadaNya”.
Diantara jumlah kecil para arifin, ada yang membaca apa yang ada di
Lauhul Mahfudz, lalu ia merenungkan di hatinya, dan Allah memerintahkan
untuk menyembunyikannya, tidak menampakkan melalui nafsunya, dengan
tetap ber-islam, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, sabar
atas bencana, dan Zuhud dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Sama
bagi merka antara debu dan emas, antara pujian dan cacian, antara
pemberian dan halangan, antara nikmat dan derita, antara kaya dan
miskin, antara ada dan tidaknya sesama makhluk. Kalau sesudah sempurna
semua itu Allah di belakang mereka secara total, baru kemudian Allah
memberikan stempel dengan kepemimpinan ruhani dan kewalian atas makhluk.
Setiap orang yang memandangnya senantiasa meraih manfaat karena
Kharisma Ilahi dan cahayaNya yang membias padanya.Ya Tuhan Kami
berikanlah kami di dunia kebajikan, dan di akhirat kebajikan, dan
lindungilah kami dari siksa neraka.
Orang Yang Bodoh Merasa Gembira Dengan Hal Duniawi
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Selasa 11 Dzul Qa’dah, 545 H.
Al-Hasan Bashri mengatakan, “Pandanglah dunia ini dengan mata yang
hina, maka demi Allah sesungguhnya anda tidak akan meraih kebaikan
sebelum anda melihatnya dengan pandangan kehinaan.”
Anak-anak sekalian…. Mengamalkan Al-Qur’an berarti memposisikan
dirimu pada sisiNya, dan mengamalkan Sunnah berarti memposisikan dirimu
di sisi RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Hatinya dan citanya tidak pernah
bergeser dari jiwa sesama manusia. Orang inilah yang yang diberi
anugerah kebajikan dan kedalaman, kejernihan dan riasan atas
rahasia-rahasia jiwanya. Orang inilah yang dibukakan pintu taqarrub,
yang bangkit, yang pergi meninggalkan diri antara hati dan rahasia hati
dan antara Tuhannya Azza wa-Jalla. Setiap langkah jejaknya senantiasa
menambah kegembiraan jiwanya.
Maka siapa pun yang dianugerahi rizki seperti itu, ia harus
bersyukur dan bertambah taatnya. Kalau seseorang bergembira di luar
anugerah seperti itu, berarti seseorang telah meraih ketololan, karena
orang bodoh adalah orang yang bergembira dengan dunia. Sedangkan orang
yang pandai adalah yang memanfaat peluang semampang di dunia. Orang yang
bodoh selalu membantah takdir dan kontra pada ketentuanNya. Orang ‘alim
senantiasa selaras dan ridlo kepada takdirNya.
Hei kalian, sungguh kasihan sekali. Jangan sampai dirimu menentang
takdir dan memberontakNya, hingga dirimu masuk dalam jurang kehancuran.
Rotasi hakikat adalah rela kepada Perilaku Allah Azza wa-Jalla,
mengeluarkan makhluk dari dalam hatimu, sampai kalian bertemu Sang
Pemelihara makhluk. Engkau menemuiNya dengan hatimu, sirrmu dan maknamu.
Dengan begitu kalian bisa mengikuti Langkah Ilahi Azza wa-Jalla, jejak
RasulNya dan hamba-hambaNya yang saleh.Bila kalian punya kemampuan untuk
berkhidmah kepada orang-orang saleh, lakukan, karena itu lebih baik
bagimu di dunia dan di akhirat.
Kalau kalian memiliki seluruh dunia, sementara hatimu tidak seperti
hati mereka, maka kalian tidak memiliki sedikit pun, seperti hati
mereka yang dilimpahi kebajikan Allah Azza wa-Jalla. Mereka yang
memiliki dunia dan akhirat, dalam aturan antara kalangan publik dan
kalangan elit Ilahi dengan aturan Allah Azza wa-Jalla.Aduh, kalian
jangan menyandarkan hasratmu kepada sesama makhluk. Sementara dalam
benakmu hanya makan dan minum, bergaya pakaian, memuaskan kawin,
menumpuk dunia dan ambisius. Orang-orang yang memburu dunia akan
terjerumuskan ketika di akhirat. Dagingmu hanya akan jadi santapan ulat
dan belatung serta binatang ganas bumi.
Sabda Nabi saw:”Allah Azza wa-Jalla punya malaikat yang terus
mengumandangkan pagi dan petang: “Wahai manusia, siapkan dirimu untuk
maut….sadarlah kalian datangnya kehancuran….dan bersatulah menghadapi
musuh…”Orang mukmin yang benar selalu punya niat yang baik dalam seluruh
urusan kerjanya di dunia, bukan demi dunia, tetapi demi akhirat. Ia
bangun masjid, gedung, madrasah, pesantren dan membangun jalan bagi
ummat. Kalau tidak membangun itu semua, maka ia hanya membangun
keperluan keluarga, orang miskin dan orang yang tak berdaya dan hal-hal
yang harus dilakukannya. Yang ia inginkan sesungguhnya dari membangun
itu adalah membangun di akhirat, bukan membangun menuruti hawa
nafsunya.Bila manusia berpijak benar seperti itu, ia bersama Allah Azza
wa-Jalla dalam semua perilakunya, lalu kekurangannya tetap bersama
Allah, kelebihan materinya tetap bersama Allah, hatinya bertemu dengan
para Nabi dan Rasul SAW. Ia menerima apa yang datang dari para Nabi dan
rasul itu, baik dalam ucapan maupun tindakan, penuh keimanan dan
keyakinan, apalagi jika bisa bertemu mereka di dunia dan di akhirat.
Orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa-Jalla adalah orang yang
hidup, yang mengalami transformasi dari kehidupan ke kehidupan, maka ia
tak pernah mati kecuali sejenak. Manakala dzikir terus langgeng
berlangsung dalam hati, langgeng pula dzikir hamba kepada Allah Azza
wa-Jalla, walau lisannya tidak berdzikir. Sepanjang hamba langgeng
berdzikir, langgeng pula keselarasannya dengan Allah, ridlo dengan
perilaku Ilahi. Bila anda tidak berselaras dengan Allah atas datangnya
musim dingin, berarti anda mendustai musim dingin, begitu pula jika anda
tidak berselaras dengan Allah datangnya musim panas, anda mendustai
musim panas. Berselaras atas dua musim itulah yang menghilangkan
penderitaan anda dan kerasnya dua musim itu. Begitu pula berselaras
dengan cobaan dan penderitaan menghilangkan keruwetan, kesempitan dan
luka, serta depressi, disaat dua musim itu tiba.Betapa mengagumkan
perilaku kaum Sufi, betapa indahnya kondisi jiwa mereka. Semua yang
datang dari Allah Azza wa-Jalla dirasa baik di hati mereka. Karena
mereka telah dilimpahi air ma’rifat dan berapa dalampangkuanNya,
senantiasa mesra bersamaNya di sisiNya dan menghapuskan diri dari selain
DiriNya, senantiasa mati di hadapanNya. Ia telah diliputi oleh sifat
Kharisma Ilahi, dan jika Allah berkehendak Dia membangkitkan mereka,
menghidupkan mereka. Mereka di Tangan Allah seperti Ashhabul Kahfi dalam
guanya. Yaitu mereka dikatakan dalam Al-Qur’an:”Dan mereka Kami
belokkan ke arah kanan dan ke arah kiri”Mereka adalah manusia paling
cerdas, karena menyerahkan harapannya kepada Tuhannya, harapan maghfirah
dan keselamatan dalam seluruh perilaku kehidupannya. Sementara kalian,
beramal dengan amalnya ahli neraka sembari mengharap syurga. Anda
mengangan-angan sesuatu yang bukan tempatnya. Anda jangan terpedaya oleh
tipudaya orang yang meminjami, dan dalam waktu singkat mengambil harta
anda. Allah telah meminjami kehidupan kepada anda, sampai dirimu taat
kepadaNya dalam kehidupan itu. Allah menahanmu di dunia agar kamu bisa
melakukan peluang yang diberikan. Begitu juga kesehatan, kekayaan,
keamanan, derajat, semuanya adalah pinjaman dari Allah. Semua kenikmatan
adalah pinjaman pula. Jangan anda berbuat sembrono, atas pinjaman
tersebut. Maka semua pinjaman Allah itu harus anda jadikan sebagai
peluang ketaatan. Semuanya harus dijadikan tempat aktivitas untuk
kesalamatan bersama Allah Azza wa-Jalla, dunia hingga akhirat.
Sebagian Sufi mengatakan, “Berselaraslah dengan Allah dalam
mengurusi soal sesama makhluk. Jangan berselaras dengan kepentingan
makhluk untuk urusan Allah. Bangkrutlah orang yang bangkrut. Tuntaslah
orang yang menunaikan. Karena anda tahu, bahwa orang yang berselaras
dengan Allah Azza wa-Jalla itu adalah orang-orang yang saleh dari
hamba-hambaNya yang berselaras.”
Jangan Ikuti Ulama Yang Tidak Shaleh
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at Pagi Tanggal 7 Dzul Qa’dah, 545 H.
Hai Munafiq! Allah memberangus dirimu dari muka bumi. Apa yang
masih tersisa dari kemunafikanmu? Sampai dirimu terus menerus mengumpat
Ulama Sholeh, para Auliya’ yang Soleh? Kalian memakan daging mereka
dalam pesta bersama dengan kelompok-kelompok munafikmu? Padahal dalam
waktu dekat dagingmu akan disantap oleh ulat-ulat, mulutmu, dan
ulat-ulat itu akan mencabik-cabik dan merobek-robekmu. Bumi akan
menelanmu, menjepitmu dan menggilasmu.
Tak ada kemenangan dan kebahagiaan bagi orang yang tidak memiliki
baik sangka (husnudzon) kepada Allah Azza wa-Jalla dan kepada
hamba-hambaNya yang saleh, tak ada kebahagiaan bagi mereka yang tidak
tawadlu pada hamba-hambaNya itu. Kenapa anda tidak rendah hati kepada
mereka? Padahal mereka adalah para pemuka ruhani dan pemimpin ummat. Apa
pangkatmu wahai munafik, dibanding mereka?Padahal Allah Azza wa-Jalla
telah mengikat jiwa para Auliya dan Ulama saleh; dimana hujan turun dan
tumbuhan ranum karena mereka. Setiap makhluk seperti dibawah
perlindungan mereka. Setiap orang dari mereka ini seperti gunung yang
tak tergoyahkan oleh bencana dan guncangan musibah. Tauhid mereka dan
ridlo mereka begitu kokoh terhadap Allah, Tuhan mereka. Mereka
senantiasa berjuang untuk ummat dan jiwanya.
Bertaubatlah kepada Allah hai munafik! Mengaku salahlah kepadaNya,
akuilah dosa-dosamu, antara dirimu dengan Allah, dan hinakan dirimu di
hadapanNya. Sungguh! Kalau anda tahu apa yang ada padamu saat ini, anda
semua pasti tidak seperti ini. Beradablah kamu di hadapanNya,
sebagaimana para pendahulumu beradab kepada Allah Azza wa-Jalla. Kenapa
anda seperti banci? Watak, perilaku dan keberanianmu? Keberanian dalam
agama adalah berani menegakkan kewajiban Allah Ta’ala.
Janganlah kalian menghina ucapan para Ulama dan para sufi. Karena
ucapan mereka adalah obat dan buah. Sekarang tak ada Nabi diantara
kalian, kecuali kalian semua mengikuti para Ulama saleh, karena dengan
begitu kalian mengikuti jejak Nabi SAW, karena merekalah yang mengukuti
jejak nabi dengan sebenar-benarnya. Jika kalian mengikuti seperti
mengikuti Nabi, jika kalian melihat seakan-akan melihat para Nabi.
Bergurulah kepada Ulama-ulama yang taqwa. Karena berguru kepada
mereka membawa barokah. Jangan berguru kepada Ulama-ulama yang tidak
mengamalkan ilmunya, karena berguru kepada mereka malah runyam. Jika
kamu berguru kepada orang yang lebih taqwa dan lebih berilmu, maka
belajarmu meraih barokah yang banyak. Tapi kalau kamu berguru kepada
orang yang lebih tua dari kamu usianya, tetapi tidak ada ketaqwaan dan
ilmu, maka belajarmu akan membawa bencana.
Beribadahlah untuk Allah, bukan untuk selain Allah. Tinggalkan
hatimu hanya untuk Allah, jangan biarkan hatimu untuk selain Allah.
Sebab beramal selain Allah bisa kufur. Membiarkan hati untuk selain
Allah Riya’. Siapa pun yang tidak mengenal ini dan beramal untuk selain
ini dia berada dalam kesesatan, tanpa disadari maut telah
menjemputnya.Hati-hati kalian. Kalian harus sampai kepada Tuhan kalian.
Putuskan hatimu dari selainNya. Sebagaimana sabda Nabi
SAW:”Berwushullah pada orang yang berada diantara dirimu dan Tuhanmu,
kalian semua akan bahagia…”Beradalah bersama shaf orang yang diantara
dirimu dan Tuhanmu, melalui perlindungan hati orang-orang
saleh.Anak-anak sekalian. Jika anda temui dirimu, di hatimu, masih suka
membedakan antara orang miskin dan orang kaya, maka kalian tidak akan
bahagia. Muliakan orang fakir dengan kesabaran mereka, dan ambillah
berkah dari mereka, bertemu mereka dan bermajlis dengan mereka. Nabi
saw, bersabda: “Kaum fakir adalah para penyabar, merekalah kaum majlis
Ar-Rahman di hari kiamat.”Saat ini mereka bermajelis dengan Allah
melalui hatinya, besok mereka dengan jasadnya. Para fakir adalah mereka
yang hatinya zuhud dengan dunia, berpaling dari pesona dunia, dan mereka
memilih kefakiran dibanding kemewahan, mereka bersabar dengan kenyataan
itu. Ketika telah sempurna mereka dilamar oleh akhirat. Ketika bertemu
akhirat mereka melihat bahwa akhirat ternyata bukan Tuhan mereka, lalu
mereka berpindah dari akhirat, lalu mereka lari karena malu kepada
Tuhannnya Yang Maha Agung dan Mulia. Bagaimana tidak? Kenapa harus
bermukim pada selain Allah? Akhirnya mereka bertemu dengan Sang Pencipta
dan bermesraan denganNya, lalu menyerahkan semua perbuatannya padaNya,
dan seluruh kebajikan dan kepatuhan, lalu mereka terbang degan
sayap-sayap kebenaran jiwanya menuju Allah Azza wa-Jalla. Mereka terbang
menuju yang mewujudkan mereka, mencari Ar-Rafiiqul A’la (Allah Yang
Maha Asih lagi Luhur). Meraih Yang Maha Awal dan Maha Akhir, Maha Dzohir
dan Maha Bathin, sampai pada cakrawala Kedekatan, sehingga mereka
menjadi golongan yang disebut Allah Azza wa-Jalla:”Dan mereka
sesungguhnya, di sisi Kami,. Termasuk orang-orang yang sangat
terpilih.”Hati mereka, hasrat mereka dan makna mereka hanya pada Kami.
Lubuk jiwa paling dalam, hanya bagi Kami.
Jika para Sufi sudah sempurna, mereka tidak sama sekali tergoda
oleh dunia dan akhirat. Langit dan bumi dan diantara langit dan bumi
telah terlipat oleh hati, rahasia hati yang telah menfanakan mereka dari
selain Allah dan mempertemukan Allah SAWT. Kalau saja mereka ada di
dunia, tetap dikembalikan pada sikap manusiawinya, demi memenuhi bagian
takdir mereka, agar Ilmu dan Qodlo-QodarNya tidak diganti, sehingga
mereka memperbaiki adab bersama Ilmunya Allah, Qodlo dan QodarNya. Dan
mereka meraih apa yang diberikan Allah melalui jejak Zuhud, bukan dengan
Nafsu dan Hawa, atau pun hasrat. Karena itu pula aturan hukum dzohir
tetap terjaga bagi mereka dalam segala perilakunya. Mereka tidak pernah
bakhil kepada sesama. Kalau diberi kemurahan di dunia, semuanya untuk
mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta’ala, tak sebesar atom pun di
hatinya ada sisa dunia.Kalau kalian masih bersama dunia, kalian tak
dapatkan akhirat. Dan selama masih dengan akhirat kalian tak dapatkan
Allah Tala’a.
Jadilah kalian sebagai pelaksana tugas Ilahi. Jangan bodoh lagi!
Jangan sampai kalian tergolong orang yang disesatkan dari pengetahuan
kebenaran. Diantara caramu bertemu Allah, temuilah orang-orang miskin
melalui hartamu. Karena sedekah itu bekerjasama dengan Allah Ta’ala Yang
Maha Kaya dan Murah. Apakah ada yang rugi kalai bekerjasama dengan Yang
Maha Kaya dan Maha Murah? Nafkahkanlah demi Wajah Allah Sebiji atom
yang kau nafkahkan demi Allah, akan kau dapatkan segunung balasan
dariNya. Setetes yang kau nafkahkan, selautan yang diberikanNya, di
dunia dan di akhirat akan kau raih semuanya, pahala dan
balasanNya.Anak-anak…kalau kau beramal untuk Allah, bersihlah tanamanmu,
mengalirlah sungai-sungaimu, rimbun, ranum dan subur tanamanmu.
Perintahkan kebaikan, cegahlah kemungkaran dan tolonglah agama Allah
azza wa-Jalla. Hadiahkan semua di dalamnya dengan benar. Siapa
bersedekah dalam kebaikan akan abadi sedekahnya, baik dalam sunyi,
sendiri, terang-terangan, suka maupun duka, musim semi maupun kemarau.
Carilah kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk. Kalau kalian
memang bersama sesama makhluk, sunyikan hatimu bersama Allah Ta’ala,
Allah akan melimpahkan ilhamNya untuk dirimu keman arah yang harus kau
raih hajatmu. Kalau kalian mendapatkan rizki itu bukan dari mereka
tetapi dari Allah swt.
Orang-orang Sufi mengeluarkan kepentingan hasrat rizkinya dari hati
mereka, karena mereka tahu kadar dan bagian dariNya, lalu mereka tidak
berambisi dan bernafsu mencarinya, lalu hatinya bersemayam pada Sang
Pemilik semuanya. Mereka merasa cukup dengan anugerah Allah Ta’ala, atas
Maha DekatNya dan PengetahuanNya. Jikia sudah sempurna perilaku
perjalanannya mereka menghadap arah makhl;uk lain, dan memberikan
pencerahan pada mereka agar menuju kepada Sang Maha Diraja, dimana
mereka menata hati ummat untuk dekat kepadaNya, demi diterimanya mereka
dan Ridlo dariNya.
Diantara para Sufi – semoga Allah merahmati – berkata, “Hamba Allah
yang sesungguhnya adalah mereka yang ibadahnya benar-benar hanya bagi
Allah, sama sekali tidak pernah mencari ganti dunia dan akhirat. Dia
hanya mencariNya, bukan lainNya.”Ya Allah, tunjukkan semua makhluk
menuju PintuMu. Inilah permohonanku selamanya dan sepenuhnya terserah
Engkau.Ini doa umum yang kupanjatkan padaNya. Adapun Allah azza wa-Jalla
berbuat sekehendakNya bagi makhlukNya. Jika hati telah benar, maka
rahmat dan rasa asih akan melimpah ke sesama.
Seorang Sufi berkata, “Tak ada orang yang berbuat kebajikan begitu
banyak dan tidak meninggalkan dosa, kecuali para Shiddiqun. Kaum
Shiddiqun meninggalkan dosa besar dan kecil, kemudian menjaga wara’nya
dari kesenangan syahwat, meninggalkan hal-hal yang dibolehkan tetapi
masih kabur, dan hanya mencari halal yang mutlak (benar-benar halal).
Kaum Shiddiqun siang dan malamnya full ibadah, mereka robohkan kebiasaan
watak manusiawi, dan meraih rizki melimpah tak terhingga. Jiwanya
jernih dan bersih. Ia tetap bersabar ketika terhalang keinginannya,
ketika tujuannya gagal. Coba bayangkan, dia berdoa tapi tidak diijabah,
dia memohon tapi tidak diberi, dia mengadu, tapi bertambah aduannya, dia
mencari jalan keluar tapi tidak menemukan, dia mendekat tetapi tidak
tahu apakah Dia dekat dengannya, seakan-akan dia tak beriman dan tak
bertauhid. Dan semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, karena dia
hanya tahu bahwa kesabarannya itulah jadi obat bagi kejernihan jiwanya,
bagi pendekatan kepadaNya. Semua kebaikan akan tiba setelah
perjuangannya itu. Maka disinilah bedanya orang beriman dan orang
munafik, orang bertauhid dan orang musyrik, orang yang ikhlas dan orang
yang pamer, orang yang berani dan orang penakut, orang yang kokoh dan
skeptik, orang yang sabar dan orang emosional., orang yang benar dan
orang bathil, orang yang jujur dan pendusta, orang pencinta dan
pemberang, pengikut sunnah dan pengikut bid’ah.
Dengarkan ucapan kaum sufi. “Jadilah di dunia ini seperti orang
yang terluka dan sabar atas obat yang dituangkan demi menghilangkan rasa
sakitnya. Semua yang ada di dunia adalah cobaan dan bencana ketika anda
bersama makhluk. Mereka memandang dalam bencana, manfaat, anugerah dan
kegagalan. Semua obat, dan hilangnya bala’, justru ketika hatimu keluar
dari makhluk, dan tekadmu hanya pada ketentuan takdir. Janganlah anda
berambisi menjadi pemuka diantara mereka, dan hendaknya hatimu hanya
bersama Tuhanmu Azza wa-Jalla, sirrmu jernih bersamaNya, hasratmu hanya
menuju kepadaNya. Jika nyata bagimu seperti itu maka hatimu membubung di
barisan para Nabi dan rasul , Syuhada’ dan Sholihin, serta Malaikat
Muqarrabin. Jika langgeng konsistensimu, engkau akan besar, agung,
tinggi, membubung, dan semua kembali kepadamu. Allah melimpahkan apa
yang dilimpahkanNya, memberikan apa yang diberikanNya. Sungguh rugi
orang yang tuli dari ucapan ini.”Wahai orang yang sibuk dengan
kehidupannya, jauh dari meraca cukup bersamaku, sedangkan laba ada
padaku, riasan akhirat pada diriku. Aku mengundang sekali lagi,
mengumumkan sekali lagi, kenapa kalian masih menengok selain Diriku? Aku
telah memberikan segalanya. Jika berhasil meraih akhirat padaku, aku
tidak makan sendiri, karena orang dermawan tidak pernah makan sendiri.
jadilah kalian orang yang melihat kemurahan Ilahi, dan anda tidak pernah
melihat diriku bakhil bukan? Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla,
selainNya terasa hina. Kebakhilan itu dari ego nafsu, sedangkan nafsu si
Arif telah mati jika disandarkan pada nafsu makhluk. Nafsu arif
muthmainnah pada janji Allah Azza wa-Jalla, takut dengan ancamanNya.
Ya Tuhan, limpahilah rizki pada kami sebagaimana Engkau limpahi
rizki pada kaum Sufi. Dan berikanlah kepada kami kebajikan dunia dan
kebajikan akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.”
Keluarkan Ego dan Nafsu Dari Dirimu
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at pagi tanggal 14 Dzul Qa’dah 545 H.
Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu
lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini,
tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau
melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau
tidak dengan kesibukanmu.
Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza
wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi
perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan
terbungkam. Orang ‘arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai
datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika
Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya,
dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.
Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa
cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka
Nabi Musa AS, berdoa, “Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga
mereka faham ucapanku…”Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, “Ketika aku
terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak membutuhkan pada
kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus
memberikan pengetahuan kepada mereka.” Maka dengan hilangnya kecadelan
atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat
fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia
menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu.
Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu
kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya’Nya, para
pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda
adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan telah roboh. Pohon
yang kering dan telah gugur daun-daunnya.Kibaran bendera hati seorang
hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan
Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza
wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.Anda harus keluar
dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke
hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka.
Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias
pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu
melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW,
sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di
hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla,
si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia
jiwanya.
Musa as, berkata dengan ucapan kondisi ruhaninya:”Aku bergegas
kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau meridhoi…”Seakan beliau bermunajat,
“aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku
telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang
kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho
kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan
mereka.”Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana
dan apa yang ada padamu? Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan
hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena
kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal manfaat dan bahaya,
sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka.
Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang
berfirman, “Jadilah, maka terjadilah…”
Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang
membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza
wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak.
Jangan sampai anda disebut: “Jadilah taatmu sebagai maksiat dan
kejernihanmu jadi kotoran.” Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla,
tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh
sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan
keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza
wa-Jalla.Anak-anak sekalian. Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu
dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal
selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma’rifatullah Azza
wajalla. Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini
adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam
sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata
tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila
kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap
penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat
anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat
sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.
Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu
beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk
dalam penghayatan:”Tiada yang menyamai Nya sesuatu pun, dan Dia Maha
Mendengar lagi Melihat.”Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu.
Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang
selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya
Saww. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan
dan kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya
dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan
dan penghormatan.
Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa
adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus
berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan.
Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab
yang baik dari balik akal sehatnya. Sang koki akan tahu bumbu
masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan
rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu
sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun.
Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi
sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya.
Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu,
sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah
anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di
belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….
Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu
mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa
mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia.Orang
arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal
selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian
dunia terasa hina. Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang
ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu
Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah
memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu
merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa
adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati
tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu
terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di
sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya.Dikatakan pada hamba tersebut,
“Jangan bunuh nafsumu…” Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan
itulah nafsunya yang muthmainnah.
Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan
datangilah majlis yang zuhud dari dunia. Jenis tertentu akan bersenyawa
dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan
saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju
keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan
kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan
dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang
memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok
bagimu.Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah
ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga
sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang
yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat secara fisik
belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas?
Orang yang riya’ hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas
dengan hati dan lahiriyahnya.
Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang
beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat
sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud
dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya
dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika
sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada
iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang
mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di
dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat
dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada
kesibukan nafsunya dan kekufurannya.
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami
mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin.Anak-anak
sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah
matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun
Khaliq. Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih
nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju
WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia
memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di
akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat
adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan
kepadamu.Selamatkan dirimu dan hartamu, pada Tangan Kekuasaan, Aturan
dan RencanaNya. Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan
diberikan kepadamu.Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya.
Katakan, “Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya
untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu.”
Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan
menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya
dan meramaikannya hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari
ini, bukan besok di akhirat.Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata
bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal
setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya
sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu.
Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya. Orang yang suka
merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan
bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari
Tuhannya.Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai
amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada
Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta
untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda taubat,
lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan
membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.Ya Allah
tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan
maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan
kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
Sang Pecinta
Syeikh Abdul Qadir al JilaniHari Ahad pagi, 13 Jumadil Akhir 545 H di zawiyahnya.
Siapa yang melihat orang yang mencintai Allah Azza wa-Jalla maka
orang itu telah melihat orang yang melihat Allah Azza wa-Jalla dengan
hatinya dan masuk dengan rahasia hakikat jiwanya. Tuhan kita Azza
wa-Jalla adalah yang Maujud dan Terlilihat. Nabi SAW bersabda:“Kalian
akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan,
sama sekali tidak bisa disembunyikan penglihatan dalam
pandangannya.”Sekarang (di dunia) Allah dilihat melalui matahati,
sedangkan besok (di akhirat) dengan mata kepala. “Tidak ada seuatu apa
pun yang menyerupainNya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”Para pecinta senantiasa ridlo hanya kepadaNya, bukan lainNya.
Mereka memohon pertolongan hanya kepadaNya dan membatasi yang lainNya.
Kepedihan faqir adalah kemanisan bagi mereka, lebih pada meraih
RidloNya, mendapatkan nikmat dariNya. Kecukupan mereka pada kefaqiran
mereka, kenikmatan mereka pada duka mereka, kemesraan mereka pada
gentarnya mereka. Rasa dekat mereka pada jauh mereka, istirahat mereka
pada beban mereka. Sungguh baik dan indah bagi mereka wahai yang
bersabar, wahai yang ridlo, wahai mereka yang fana dari nafsunya dan
hawa nafsunya.
Wahai orang-orang sufi, berselaraslah kalian dengan Allah swt dan
ridlolah kepadaNya atas Af’alNya yang diberikan padamu dan sesamamu.
Janganlah kalian semua mengajariNya dan merekayasa dengan akalmu
kepadaNya, karena Dia lebih mengerti dari dirimu. “Allah Maha Tahu
sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 216)Berhentilah di
hadapanNya dengan jejak-jejak kekosongan dari akal dan pengetahuanmu
serta ilmumu, agar kalian meraih ilmuNya. Biarkanlah dirimu dan jangan
memilih, biarkan dirimu agar Dia memilihkan pengetahuanNya padamu.
Membiarkan diri, lalu meraih pengetahuan, kemudian sampai pada yang
diketahui, lalu sampai pada tujuan.Awalnya adalah kehendak, kemudian
meraih maksud kehendak. Beramallah, sesungguhnya aku hanyalah pemintal
tali, dimana aku memintal tali kalian yang putus. Aku tidak punya
sedikit pun kepentingan kecuali semua ini adalah kepentinganmu. Aku tak
pernah susah kecuali susahmu. Aku terbang kemana pun kalian jatuh aku
temukan.Yang terpenting bagi kalian adalah batu-batu yang terlontarkan,
wahai orang yang hanya duduk-duduk, penuh dengan benan berat yang
ditimbun oleh nafsu dan terikat oleh kesenangan nafsumu. Ya Allah
rahmati aku dan rahmati mereka.
Manifestasi Af’al Allah Ta’ala
Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Diambil Dari Kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)
Perbuatan Allah itu ditampakkan kepada Aulia dan Abdal di dalam
pandangan dan pengalaman kerohanian. Ini berada di luar jangkauan akal
manusia dan keluar dari adat kebiasaan. Penampakkan atau pemanifestasian
ini ada dua jenis : yang pertama dinamakan “Jalal” (kebesaran dan
keagungan) dan yang kedua dinamakan “Jamal” (keindahan). Jalal ini
menimbulkan kehebatan dan mempengaruhi hati sedemikian rupa, sehingga
tanda-tandanya tampak pada badan kasar.
Diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tengah melakukan shalat,
terdengarlah oleh orang bunyi seperti air mendidih dari hati beliau,
karena hebatnya dan gentarnya hati beliau ketika menghadap Allah SWT,
ini adalah suatu pengalaman yang beliau rasakan apabila Allah
menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Peristiwa seperti ini juga
terjadi pada Nabi Ibrahim a.s. dan Khalifah Umar r.a.
Pengalaman yang akan dirasakan oleh seorang hamba apabila Allah
memanifestasikan sifat Jamal-Nya adalah hati si hamba itu akan merasa
gembira, tenang, sentosa dan selamat, ia akan mengucapkan kata-kata yang
penuh kasih mesra, dan akan tampak tanda-tanda yang menggembirakan
tentang karunia-karunia yang besar, kedudukan yang tinggi dan kedekatan
kepada-Nya yang kepada-Nya-lah segala perkara mereka itu akan kembali.
Inilah karunia-karunia dan rahmat Allah yang diberikan kepada mereka di
dunia ini. Hati mereka yang cinta kepada-Nya akan dipuaskan oleh-Nya,
sehingga mereka akan merasa senang. Allah mengasihi dan menyayangi
mereka.
Nabi pernah bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, hiburlah hati kami”. Apa
yang Nabi maksudkan adalah agar Bilal mengumandangkan adzan, supaya nabi
memasuki shalat dengan merasakan manifestasi sifat Jamal Allah itu.
Karena itu, Nabi bersabda, “Dan kesejukan mataku, telah kurasakan di
dalam shalatku”.
Keluarlah Dari Syirik Dengan Taubat
Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Diambil dari kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)
Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada
Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-Nya dan
larikanlah dirimu dari larangan-Nya, agar nafsu badaniahmu tidak
memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah
dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah
kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga.
Oleh karena itu, janganlah menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki
oleh Allah. Kehendakmu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah
kehendak nafsu badaniah. Jika kehendak ini kamu turuti, maka ia akan
merusak dirimu dan menjauhkanmu dari Allah.
Patuhilah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, bertawakallah
kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu menyekutukan-Nya. Dia-lah yang
telah menjadikan nafsu dan kehendakmu. Oleh karena itu, janganlah kamu
berkehendak, berkebutuhan atau bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu,
agar kamu tidak tercebur ke lembah syirik. Allah berfirman :
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS 18:110)
Syirik itu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu beroleh keselamatan.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS 18:110)
Syirik itu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu beroleh keselamatan.
Segala kedudukan dan kebaikan yang kamu peroleh, jangan kamu katakan
bahwa ia datang dari kamu sendiri atau kepunyaan kamu yang sebenarnya.
Jika kamu diberi sesuatu atau kenaikan pangkat kedudukan, janganlah kamu
hebohkan kepada siapapun. Sebab, ia dalam pertukaran suasana dari hari
ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam aspek-aspek
yang senantiasa baru, dan Allah berada di antara hamba-hamba-Nya dengan
hati-hati mereka.
Boleh jadi apa yang dikatakan sebagai milik kamu itu akan
dilepaskan-Nya dari kamu, dan boleh jadi apa yang kamu anggap kekal itu
akan berubah keadaannya. Sehingga, jika hal itu terjadi kamu akan merasa
malu kepada mereka yang kamu hebohkan itu. Maka, lebih baik kamu
berdiam diri, simpan pemberian itu di dalam pengetahuan kamu saja dan
tidak usah kamu sampaikan kepada siapapun. Jika kamu miliki sesuatu,
ketahuilah bahwa itu adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan
mohonlah kepada-Nya supaya Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu.
Jika sesuatu itu lepas darimu, maka Dia akan menambah ilmumu,
kesadaranmu dan kewaspadaanmu.
Allah berfirman :
“Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu ?” (QS 2:106)
“Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu ?” (QS 2:106)
Oleh karena itu, janganlah kamu mengira bahwa Allah tidak berkuasa
atas segala sesuatu, janganlah kamu menduga bahwa ketentuan dan
peraturan-Nya mempunyai kekurangan dan janganlah kamu merasa ragu akan
janji-Nya. Contohlah Nabi besar Muhammad SAW, ayat-ayat yang diwahyukan
kepadanya dipraktekkan, dibaca di dalam masjid, ditulis di dalam buku,
diambil dan ditukar dengan yang lainnya, dan perhatian Nabi diarahkan
kepada wahyu-wahyu yang baru diterimanya yang menggantikan ayat-ayat
yang telah lama. Ini terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir.
Berkenaan dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi kerohanian
yang didapatinya dari Tuhan, beliau senantiasa berkata bahwa hatinya
selalu diliputi, dan beliau memohon perlindungan kepada Allah sebanyak
tujuhpuluh kali di dalam satu hari. Juga diceritakan bahwa sebanyak
seratus kali dalam sehari Nabi dibawa dari satu keadaan kepada satu
keadaan yang lainnya yang dengan itu beliau dibawa menuju peringkat yang
paling dekat kepada Allah. Beliau mengembara ke alam yang maha tinggi
sambil diselubungi oleh ‘nur’, dari satu peringkat kepada peringkat
lainnya yang lebih tinggi. Tiap-tiap beliau menaiki satu peringkat, maka
peringkat yang di bawahnya itu tampak gelap jika dibandingkan dengan
peringkat atas itu. Semakin tinggi beliau naik, semakin bersinarlah nur
Allah meliputi hati sanubarinya. Beliau senantiasa menerima pengarahan
supaya memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena sebaik-baiknya
hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan dan
perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya. Ini
dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa kita ini mempunyai dosa dan
kesalahan yang keduanya terdapat pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh
aspek kehidupannya, sebagai ahli waris Adam as, bapak seluruh manusia
dan hamba pilihan Allah. Manakala kelalaian terhadap perintah Allah
telah mengaburkan cahaya kerohanian Adam dan beliaupun menampakkan
keinginannya untuk kekal hidup di surga berada di samping Tuhan, dan
Tuhanpun berkehendak mengantarkan malaikat Jibril kepada beliau, maka
ketika itulah kehendak diri (ego) beliau nampak, kehendak Adam bercampur
dengan kehendak Allah.
Oleh karena itu, kehendak beliau dihancurkan, keadaan pertama itu
dihilangkan, kedekatan kepada Tuhan di masa itu dihilangkan, cahaya
keimanan yang bersinar terang itu berubah menjadi pudar dan kesucian
rohani beliau telah menjadi sedikit kotor. Kemudian Allah hendak
memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan beliau akan dosa dan
kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya
serta meminta ampun kepada Allah. Adam as berkata, “Wahai Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri. Jika
Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu
kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi”. Kemudian
datanglah petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertobat, pengetahuan
tentang hakikat akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam
peristiwa inipun tersingkaplah. Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh
mereka supaya tobat. Setelah itu, kehendak yang timbul dari Adam diganti
dan keadaannya yang semulapun dirubah, maka diberikanlah kepadanya
jabatan “Wilayah” yang lebih tinggi serta diberi kedudukan di dalam
dunia ini dan di akhirat kelak. Maka jadilah dunia ini sebagai tempat
tinggalnya dan tempat keturunannya, dan akhirat kelak adalah tempat
kembalinya yang kekal abadi.
Jadikanlah Nabi besar Muhammad SAW ; seorang Rasul dan kekasih Allah,
hamba-Nya yang pilihan itu; dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan
hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan
tauladan. Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa. Dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya.
tauladan. Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa. Dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya.
Hakikat Pasrah Dalam Perjalanan Spiritual
Wejangan Spiritual Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Janganlah kamu bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan
pula kamu mencoba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu
akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untuk kamu,
baik kamu sengaja untuk mencarinya maupun tidak. Malapetaka itupun akan
datang menimpamu, baik kamu menghindarkannya dengan doa dan shalat atau
kamu menghadapinya dengan penuh kesabaran, karena hendak mencari
keridhoan Allah.
Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah
di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melalui kamu.
Jika kebaikan yang kamu dapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang
menimpa kamu, maka bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian,
rasakanlah keuntungan yang kamu dapati dari apa yang kamu anggap sebagai
bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh
kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah
diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikkan dari satu
peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju
Allah, supaya kamu dapat mencapai Dia. Kemudian kamu akan disampaikan
kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para
syuhada dan orang-orang saleh sebelum kamu. Dengan demikian kamu akan
dekat dengan Allah, agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang
sebelum kamu dengan menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan
Allah-lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan.
Biarlah bencana itu menimpa kamu dan jangan sekali-kali kamu mencoba
menghindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa
tidak senang dengan kedatangan bencana itu, karena panas api bencana itu
tidak sehebat dan sepanas api neraka.
Telah diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
“Sesungguhnya api neraka akan berkata kepada orang-orang yang beriman;
‘Lekaslah kamu pergi wahai orang-orang mu’min, karena cahayamu akan
memadamkan apiku’” Bukankah cahaya si Mu’min yang memadamkan api neraka
itu serupa dengan cahaya yang terdapat padanya di dunia ini dan yang
membedakan orang-orang yang ta’at kepada Allah dengan orang-orang yang
durhaka kepada-Nya ? Biarkanlah cahaya itu memadamkan api bencana, dan
biarkanlah kesabaranmu terhadap Tuhan itu memadamkan hawa panas yang
hendak menguasai kamu.
Sebenarnya, bencana yang datang kepada kamu itu bukannya akan
menghancurkan kamu, melainkan sebenarnya adalah akan menguji kamu,
mengesahkan kesempurnaan iman kamu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan
memberikan kabar baik ke dalam batinmu. Allah berfirman, “Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS 47:31)
Oleh karena itu, manakala kebenaran keimanan kamu telah terbukti
dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah,
dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan
ridho serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang
dilarang oleh Allah. Apabila perintah-Nya telah datang, maka
dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah
kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan
perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya dan upayamu untuk
melaksanakan perintah-Nya itu.
Sekiranya kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu, maka
janganlah lalai untuk kembali menghadap Tuhan. Mohonlah ampunan-Nya dan
memintalah dengan penuh merendahkan diri kepada-Nya. Carilah sebab
musabab mengapa kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu. Mungkin
saja kamu tidak sanggup melaksanakan perintah itu lantaran kejahatan
syak wasangka yang tedapat di dalam pikiranmu, atau kamu kurang bersopan
santun di dalam mematuhi-Nya, atau kamu terlalu sombong dan bangga,
atau kamu terlalu menggantungkan diri kepada daya dan upayamu sendiri,
dan atau kamu menyekutukan Allah dengan dirimu atau mahluk. Akibat semua
itu, kamu berada terlalu jauh dari Dia, membuatmu lupa untuk mematuhi
Dia, kamu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia murka kepadamu dan
membiarkanmu asyik terlena dengan hal-hal keduniaan dan menuruti nafsu
angkara murkamu. Tahukah kamu, bahwa semua itu menyebabkan kamu lupa
kepada Allah dan menjauhkan kamu dari Dia yang menjadikan dan mengasuhmu
serta memberimu rizki yang tiada terkira.
Oleh karena itu waspadalah terhadap apa saja yang dapat menjauhkan
kau dari Allah. Berhati-hatilah terhadap apa saja selain Allah yang
hendak memalingkan kamu dari Allah. Apa saja selain Allah bukanlah
Allah. Karenanya, kamu jangan mengambil apa saja selain Allah lalu kamu
membuang Allah, karena Allahmembencinya, maupun kamu mencoba menciptakan
kamu itu hanya untuk mengabdi kepada-Nya saja. Maka janganlah kamu
menganiaya dirimu sendiri dengan melupakan Allah dan perintah-Nya,
karena hal ini akan menyeretmu masuk neraka yang bahan bakarnya terdiri
atas manusia dan batu. Ketika itu kamu akan menyesal, sesal yang tiada
berguna lagi. Tobat pada waktu itu sudah tidak berguna lagi. Merataplah
dan menangislah, tetapi siapakah yang berdaya untuk menolongmu ? Kamu
memohon ampun kepada Allah, tetapi Allah tidak menerima permohonanmu
lagi ketika itu. Kemudian kamu berangan-angan hendak kembali lagi ke
dunia untuk membetulkan ibadahmu kepada Allah, tetapi apa daya dunia
sudah tidak ada lagi bagi kamu.
Kasihanilah diri kamu itu. Gunakanlah segala daya dan upayamu untuk
mengabdikan diri kepada Allah SWT. Gunakanlah apa saja yang telah
diberikan Allah kepadamu, berupa ilmu, akal, kepercayaan dan cahaya
kerohanian kamu untuk mengabdikan diri kepada Allah, agar kamu diliputi
cahaya yang terang benderang dan tidak lagi berada di dalam kegelapan.
Berpegang teguhlah kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, dan mengembaralah
kamu menuju Allah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan oleh
Allah. Dia-lah yang telah menciptakan dan memelihara kamu seta
menjadikan kamu seorang manusia yang sempurna. Janganlah kamu mencari
apa-apa yang tidak diperintahkan-Nya dan janganlah kamu mengatakan bahwa
sesuatu itu buruk sebelum Dia mengharamkannya. Apabila telah terdapat
keserasian antara kamu dengan Allah dan perintah-Nya, maka seluruh alam
ini akan menghambakan diri kepada kamu. Dan apabila kamu menghindarkan
apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka semua perkara yang tidak
diinginkan itu akan lari dari kamu di manapun juga kamu berada.
Allah berfirman, “Wahai manusia, Aku-lah Tuhan. Tidak ada Tuhan
selain Aku. Jika Aku mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah !” maka jadilah
ia. Patuhlah kepada-Ku sehingga jika kamu mengatakan kepada sesuatu,
“Jadilah !” maka jadilah ia.” Allah juga berfirman, “Wahai bumi,
barangsiapa menghambakan dirinya kepada-Ku, maka berkhidmadlah engkau
kepadanya. Dan barangsiapa menghambakan dirinya kepadamu, maka buatlah
ia susah.” Demikianlah firman-firman Tuhan di dalam kitab-Nya.
Oleh karena itulah, jika datang larangan dari Allah, maka
jadikanlah dirimu seolah-olah orang yang letih, lesu dan tiada berdaya;
atau seperti tubuh yang tiada bersemangat, tiada berkehendak dan
bernafsu, bebas dari dunia kebendaan, lepas dari nafsu-nafsu
kebinatangan; atau bagaikan halaman rumah yang gelap gulita; dan atau
seperti bangunan yang hendak roboh yang tidak berpenghuni. Hendaknya
kamu menjadi seperti orang yang telah tuli, buta, bisu, sakit gigi,
lumpuh, tidak bernafsu, tidak berakal dan badan kamu seolah-olah mati
dan dibawa kabur. Hendaklah kamu memperhatikan dan segera melaksanakan
perintah-perintah Allah. Bencilah dan malaslah untuk melakukan apa-apa
yang dilarang oleh Allah, beraksilah terhadapnya seperti orang mati dan
serahkanlah bulat-bulat dirimu kepada Allah. Minumlah minuman ini,
ambillah obat ini dan makanlah makanan ini, supaya kamu bebas dari
nafsu-nafsu kebinatangan dan kesetanan, agar kamu sembuh dari penyakit
dosa dan maksiat serta terlepas dari ikatan hawa nafsu. Semoga kamu
mencapai kesehatan jiwa yang sempurna.
Senin, 2008 Mei 12
Khalwat & Uzlah
Hindarkanlah dirimu dari orang ramai dengan perintah Allah, dari
nafsumu dengan perintah-Nya dan dari kehendakmu dengan perbuatan-Nya
agar kamu pantas untuk menerima ilmu Allah. Tanda bahwa kamu telah
menghindarkan diri dari orang ramai adalah secara keseluruhannya kamu
telah memutuskan segala hubungan kamu dengan orang ramai dan telah
membebaskan seluruh pikiranmu dengan segala hal yang bersangkutan dengan
mereka.
Tanda bahwa kamu telah putus dari nafsumu adalah apabila kamu telah
membuang segala usaha dan upaya untuk mencapai kepentingan keduniaan
dan segala hubungan dengan cara-cara duniawi untuk mendapatkan suatu
keuntungan dan menghindarkan bahaya. Janganlah kamu bergerak untuk
kepentinganmu sendiri. Janganlah kamu bergantung kepada dirimu sendiri
di dalam hal-hal yang bersangkutan dengan dirimu. Janganlah kamu
melindungi dan menolong dirimu dengan dirimu sendiri. Serahkanlah
segalanya kepada Allah, karena Dia-lah yang memelihara dan menjaga
segalanya, sejak dari awalnya hingga kekal selamanya. Dia-lah yang
menjaga dirimu di dalam rahim ibumu sebelum kamu dilahirkan dan Dia
pulalah yang memelihara kamu semasa kamu masih bayi.
Tanda bahwa kamu telah menghindarkan dirimu dari kehendakmu dengan
perbuatan Allah adalah apabila kamu tidak lagi melayani
kebutuhan-kebutuhanmu, tidak lagi mempunyai tujuan apa-apa dan tidak
lagi mempunyai kebutuhan atau maksud lain, karena kamu tidak mempunyai
tujuan atau kebutuhan selain kepada Allah semata-mata. Perbuatan Allah
tampak pada kamu dan pada masa kehendak dan perbuatan Allah itu
bergerak. Badanmu pasif, hatimu tenang, pikiranmu luas, mukamu berseri
dan jiwamu bertambah subur. Dengan demikian kamu akan terlepas dari
kebutuhan terhadap kebendaan, karena kamu telah berhubungan dengan
Al-Khaliq. Tangan Yang Maha Kuasa akan menggerakkanmu. Lidah Yang Maha
Abadi akan memanggilmu. Tuhan semesta alam akan mengajar kamu dan
memberimu pakaian cahaya-Nya dan pakaian kerohanian serta akan
mendudukkan kamu pada peringkat orang-orang alim terdahulu.
Setelah mengalami semua ini, hati kamu akan bertambah lebur,
sehingga nafsu dan kehendakmu akan hancur bagaikan sebuah tempayan yang
pecah yang tidak lagi berisikan air walau setetespun. Kosonglah dirimu
dari seluruh perilaku kemanusiaan dan dari keadaan tidak menerima suatu
kehendak selain kehendak Allah. Pada peringkat ini, kamu akan dikaruniai
keramat-keramat dan perkara-perkara yang luar biasa. Pada zhahirnya,
perkara-perkara itu datang darimu, tapi yang sebenarnya adalah perbuatan
dan kehendak Allah semata.
Oleh karena itu, masuklah kamu ke dalam golongan orang-orang yang
telah luluh hatinya dan telah hilang nafsu-nafsu kebinatangannya.
Setelah itu kamu akan menerima sifat-sifat ke-Tuhan-an yang maha tinggi.
Berkenaan dengan hal inilah maka Nabi besar Muhammad Saww bersabda,
“Aku menyukai tiga perkara dari dunia ini: bau-bauan yang harum, wanita
dan shalat yang apabila aku melakukannya, maka mataku akan merasa sejuk
di dalamnya”. Semua ini diberikan kepadanya setelah seluruh kehendak dan
nafsu sebagaimana disebutkan di atas terlepas dari dirinya. Allah
berfirman, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah luluh hatinya
karena Aku”.
Allah Ta’ala tidak akan menyertai kamu, sekiranya semua nafsu dan
kehendakmu itu tidak diluluhkan. Apabila semua itu telah hancur dan
luluh, dan tidak ada lagi yang tersisa pada dirimu, maka telah pantaslah
kamu untuk ‘diisi’ oleh Allah dan Allah akan menjadikan kamu sebagai
orang baru yang dilengkapi dengan tenaga dan kehendak yang baru pula.
Jika egomu tampil kembali, walaupun hanya sedikit, maka Allah akan
menghancurkannya lagi, sehingga kamu akan kosong kembali seperti semula,
dan untuk selamanya kamu akan tetap luluh hati. Allah akan menjadikan
kehendak-kehendak baru di dalam diri kamu dan jika dalam pada itu masih
juga terdapat diri (ego) kamu, maka Allah-pun akan terus
menghancurkannya. Demikianlah terus terjadi hingga kamu menemui Tuhanmu
di akhir hayatmu nanti.
Inilah maksud firman Tuhan, “Sesungguhnya Aku bersama mereka yang telah
luluh hatinya karena Aku.” Kamu akan mendapatkan dirimu ‘kosong’, yang
sebenarnya ada hanyalah Allah. Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman,
“Hamba-Ku yang ta’at senantiasa memohon untuk dekat dengan-Ku melalui
shalat-shalat sunatnya. Sehingga aku menjadikannya sebagai rekan-Ku, dan
apabila Aku menjadikan dia sebagai rekan-Ku, maka aku menjadi
telinganya yang dengan itu ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya
dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memegang dan menjadi
kakinya yang dengannya ia berjalan, yakni ia mendengar melalui Aku,
memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”
memegang melalui Aku, dan mengetahui melalui Aku.”
Sebenarnya, ini adalah keadaan ‘fana’ (hapusnya diri). Apabila kamu
sudah melepaskan dirimu dan mahluk, karena mahluk itu bisa baik dan
bisa juga jahat dan karena diri kamu itu bisa baik dan juga bisa jahat,
maka menurut pandanganmu tidak ada suatu kebaikan yang datang dari diri
kamu atau dari mahluk itu dan kamu tidak akan merasa takut kepada
datangnya kejahatan dari mahluk. Semua itu terletak di tangan Allah
semata. Karenanya, datangnya buruk dan baik itu, Dia-lah yang
menentukannya semenjak awalnya.
Dengan demikian, Dia akan menyelamatkan kamu dari segala kejahatan
mahluk-Nya dan menenggelamkanmu di dalam lautan kebaikan-Nya. Sehingga
kamu menjadi titik tumpuan segala kebaikan, sumber keberkatan,
kebahagiaan, kesentosaan, nur (cahaya) keselamatan dan keamanan. Oleh
karena itu, ‘Fana’ adalah tujuan, sasaran, ujung dan dasar perjalanan
wali Allah. Semua wali Allah, dengan tingkat kemajuan mereka, telah
memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk menggantikan kehendak
atau kemauan mereka dengan kehendak atau kemauan Allah. Mereka semuanya
menggantikan kemauan atau kehendak mereka dengan kemauan atau kehendak
Allah. Pendek kata, mereka itu mem-fana-kan diri mereka dan me-wujud-kan
Allah. Karena itu mereka dijuluki ‘Abdal’ (perkataan yang diambil dari
kata ‘Badal’ yang berarti ‘pertukaran’).
Menurut mereka, menyekutukan kehendak mereka dengan kehendak Allah
adalah suatu perbuatan dosa. Sekiranya mereka lupa, sehingga mereka
dikuasai oleh emosi dan rasa takut, maka Allah Yang Maha Kuasa akan
menolong dan menyadarkan mereka. Dengan demikian mereka akan kembali
sadar dan memohon perlindungan kepada Allah. Tidak ada manusia yang
benar-benar bebas dari pengaruh kehendak egonya (dirinya) sendiri,
kecuali malaikat. Para malaikat dipelihara oleh Allah dalam kesucian
kehendak mereka dan para Nabi dipelihara dari nafsu badaniah mereka.
Sedangkan jin dan manusia telah diberi tanggung jawab untuk berakhlak
baik, tetapi mereka tidak terpelihara dari dipengaruhi oleh dosa dan
maksiat. Para wali dipelihara dari nafsu-nafsu badaniah dan ‘abdal’
dipelihara dari kekotoran kehendak dan niat. Walaupun demikian, mereka
tidak bebas mu tlak, karena merekapun mungkin mempunyai kelemahan untuk
melakukan dosa. Tapi, dengan kasih sayang-Nya, Allah akan menolong dan
menyadarkan mereka.
(Fathul Ghaib – Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani)
Mati Sebelum Mati
Apabila kamu ‘mati’ dari mahluk, maka akan dikatakan kepada kamu,
“Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan
mematikan kamu dari nafsu-nafsu badanniyah. Apabila kamu telah ‘mati’
dari nafsu badanniyah, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu
dari kehendak-kehendak dan nafsu. Dan apabila kamu telah ‘mati’ dari
kehendak dan nafsu, maka akan dikatakan kepada kamu, “Semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan menghidupkan
kamu di dalam suatu ‘kehidupan’ yang baru.
Setelah itu, kamu akan diberi ‘hidup’ yang tidak ada ‘mati’ lagi. Kamu
akan dikayakan dan tidak akan pernah papa lagi. Kamu akan diberkati dan
tidak akan dimurkai. Kamu akan diberi ilmu, sehingga kamu tidak akan
pernah bodoh lagi. Kamu akan diberi kesentosaan dan kamu tidak akan
merasa ketakutan lagi. Kamu akan maju dan tidak akan pernah mundur lagi.
Nasib kamu akan baik, tidak akan pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan
tidak akan dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan
dijauhi oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan
pernah rendah lagi. Kamu akan dibersihkan, sehingga kamu tidak lagi
merasa kotor. Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi dan memiliki
kepribadian yang mandiri. Dengan demikian, kamu boleh dikatakan sebagai
manusia super atau orang yang luar biasa.
Jadilah kamu ahli waris para Rasul, para Nabi dan orang-orang yang shiddiq. Dengan demikian,
kamu akan menjadi manikam bagi segala kewalian, dan wali-wali yang masih hidup akan datang
menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat diselesaikan, dan melalui shalatmu, tanamantanaman dapat ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah polisi yang menjaga kota dan rakyat.
kamu akan menjadi manikam bagi segala kewalian, dan wali-wali yang masih hidup akan datang
menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat diselesaikan, dan melalui shalatmu, tanamantanaman dapat ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah polisi yang menjaga kota dan rakyat.
Orang-orang akan berdatangan menemui kamu dari tempat-tempat yang
dekat dan jauh dengan membawa hadiah dan oleh-oleh dan memberikan
khidmat (penghormatan) mereka kepadamu. Semua ini hanyalah karena idzin
Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa jua. Lisan manusia tak
henti-hentinya menghormati dan memuji kamu. Tidak ada dua orang yang
beriman yang bertingkah kepadamu. Wahai mereka yang baik-baik, yang
tinggal di tempat-tempat ramai dan mereka yang mengembara, inilah
karunia Allah. Dan Allah mempunyai kekuasaan yang tiada batas.
(Fathul Ghaib – Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani)
0 komentar:
Posting Komentar